28. Sama dan Beda

41 8 23
                                    

~Kadang Tuhan memang menguji manusia dengan cinta berbeda agama, hanya untuk memastikan, apakah setiap umatnya yang diuji lebih mencintai penciptanya, atau ciptaannya?~

~Kadang Tuhan memang menguji manusia dengan cinta berbeda agama, hanya untuk memastikan, apakah setiap umatnya yang diuji lebih mencintai penciptanya, atau ciptaannya?~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

"Hey! Kau salah lagi meletakkan puzzlenya." Anak laki-laki bergingsul itu terus menggerutu, pasalnya Jashon, selaku teman akrabnya saat bermain maupun belajar tersebut, selalu salah menempatkan posisi puzzle bergambar animasi Frozen itu.

"A-aku keliru," rutuk Jashon dengan bibir gemetar. Melihat Renjana mengamuk dan marah-marah memang sudah menjadi makanan pokok, tetapi akan tetap terlihat menakutkan apabila temannya itu emosi.

"Ayolah, Jashon. Ini hal utama mengapa aku malas untuk bermain menyusun puzzle. Mendingan kita menonton film atau bermain yang lain?" ucap Renjana, sambil duduk bersila di atas karpet berbulu lembut yang berada di ruang keluarga rumah Jhonny, atau ayah dari Jashon.

"Mending nonton film, aku punya film Frozen yang baru saja ku download." Jashon beranjak meraih laptopnya yang terletak di samping ransel berwarna abu-abu.

"Aku mengikuti saja kemauanmu, asal jangan film dewasa saja, aku masih terlalu belia untuk mengerti hal seperti itu," kata Renjana bergeser posisi, duduk di hadapan laptop yang memutar film animasi pilihan Jashon.

Setengah jam film berlangsung, Renjana sesekali menggerutu karena Jashon terus menceritakan alur filmnya. Untuk menikmati saja ia tidak bisa, temannya itu sibuk mengoceh menjelaskan kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya dalam film tersebut.

"Habis ini Si Anna membeku, kemudian Kakaknya datang menolong___"

"Kau bisa diam, tidak? Aku ingin menontonnya, bukan ingin mendengar ocehanmu itu!"

"K-kan aku cuma ingin memberi tau__"

"Sssttt! Diam saja moncongmu itu!" Renjana membekap mulut anak laki-laki bermata sedikit sipit itu.

Selang itu juga Jaffres turun dari kamarnya, dengan setelan baju kaos hitam, celana jeans street panjang, dan topi menutupi Kepala. Mata teduhnya menyaksikan kedua anak laki-laki yang sedang berdebat di ruang tengah rumahnya, mungkin hanya perkelahian kecil, pasalnya yang diributkan adalah, siapa yang cocok menjadi kekasih dari tokoh animasi yang mereka tonton.

"Jashon, Renjana, jangan ribut! Nanti Kak Mahen marah lagi," tegur Jaffres, berdiri di belakang si bungsu, membuat kedua anak laki-laki itu tersentak.

"Eh, Kak Jaff. Wangi nih, rapi juga, mau kemana?" tanya Renjana sambil tersenyum salah tingkah. Tentu, itu karena Jaffres baru saja memergoki mereka sedang rebutan siapa yang cocok dengan Anna.

Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang