~Denganmu atau tidak, namamu akan selalu ada pada bab berikutnya. Kamu akan selalu menjadi tokoh paling me-legenda yang akan terus aku bicarakan. Berbahagialah, semestaku.~
🦋🦋🦋
Tap...Tap...Tap!
Langkah kaki ringan itu berjalan menapaki sebuah jembatan penghubung khusus untuk pejalan kaki, yang langsung menghadap pemandangan kota Jakarta pada sore itu. Tempat itu adalah tujuan terakhirnya, setelah menapaki berbagai tempat penuh kenangan bersama Jaffres, dahulu ketika laki-laki itu masih dapat bernapas bebas.
Matahari sebentar lagi akan tertelan di balik gedung pencakar langit di seberang sana. Sinar senja dan angin sore pun menerpa secara bebas.
Jaffres sudah dimakamkan beberapa jam yang lalu. Ada banyak skenario yang terjadi hari ini. Buruk, baik, bahkan bisa seorang Aghiella anggap itu adalah sebuah keajaiban.
Ia tidak pergi menyaksikan, sungguh tak kuasa ia menyaksikan tanah yang menimbun, dan batu nisan yang bertuliskan nama seseorang yang ia cintai, tertancap di atas gundukan makam itu. Membayangkannya saja membuat Aghiella kembali merasa tersulut luka.
Aghiella menghela napas panjang, meremat pinggiran pembatas jembatan, dengan penampilan yang berantakan dan kacau. Matanya sembab dan terdapat lingkaran hitam di bawahnya. Selama pengurusan jenazah Jaffres yang akan dibawa dan segera dilakukan peribadahan kematian dilakukan, Aghiella tidak menyempatkan diri untuk tertidur.
Ia hanya bisa menangis, harus menyampaikan rasa kehilangan dalam berbagai cara, yang ia sendiripun tidak tau harus bagaimana lagi. Pada tiap bisikan yang ia ucapkan di telinga jasad yang tak lagi bernyawa di atas bangsal rumah sakit itu ia ucapkan, bahwa dirinya belum siap untuk kehilangan.
"Janji, ya, Jaff? Omong kosong," decihnya pelan. Menatap putus asa ke depan. Terbentuk siluet indah dirinya, akibat pancaran senja yang menyeruak ke semua kota, dan menerpa dirinya dari arah depan.
Lagi, ia teringat kejadian tadi siang, kejadian yang paling terburuk semenjak laki-laki itu meninggalkannya dan dunia. Bahkan air matanya kembali terjun tanpa diperintah.
Bahunya naik turun gemetaran, pandangannya tertunduk begitu dalam, menyembunyikan banyak rasa luka yang memar dan membiru, membaluti hatinya saat ini. Menyembunyikannya dari orang-orang yang melintas dan bahkan melihat ke arahnya. Dan mungkin jika mereka melihat langsung betapa kacaunya dirinya saat ini, Aghiella jamin orang-orang itu bakal lari ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]
Teen Fiction[NA JAEMIN] >Bersamamu adalah sebuah cerita yang tak ingin ku akhiri< Bahagia? Sebuah kata kelabu yang tidak dipahami oleh seorang Jaffressan Aquellino apa itu maknanya? Setelah menemukan cintanya, Jaffres pikir ia akan bisa bahagia secara permanen...