~Kebersamaan terkadang tanpa sadar, membentuk sebuah kedamaian .~
🦋🦋🦋
Setelah Pak Suyadi mengakhiri pidatonya sebagai pembina upacara, barulah semua murid yang mengikuti upacara tersebut dapat bernapas lega. Di tengah lapangan bendera merah putih berkibar mengikuti arah angin, dan doa pengakhiran upacara pun telah dibaca.
Hal yang dinanti-nanti akhirnya muncul khilal. Upacara telah selesai dilaksanakan. Lihatlah kerumunan siswa-siswi itu, baris yang semula tertata, sekarang berpencar bagai semut di tengah lapangan SMA Garuda Jaya tersebut. Ada yang langsung menuju kelas untuk istirahat, bahkan ada yang langsung menuju kantin untuk mengisi asupan perut.
"El, mau kemana lo? Kantin dulu, yuk! Zicho yang bayar," celetuk Haikal. Menyeru Elgra yang sedang melangkah meninggalkan lapangan.
"Kenapa jadi gue? Gue diam aja, enggak ada ngajak kemanapun!" protes Zicho. Pasalnya jika dalam hal traktir-mentraktir namanya akan selalu dibawa.
Haikal terkekeh sembari menggaruk tengkuknya. "Yaaa, siapa tau lo lagi berbaik hati dan tidak sombong, ada niatan buat traktir kami-kami yang jelata ini."
"Lo aja kali, gue enggak! Miskin ngajak-ngajak lo!" sambar Elgra menggerutu. Kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terjeda.
Sungguh, hari ini matahari begitu terik, jika berlama-lama di luar, kulit Zicho akan terbakar. Apalagi anak itu sangat sensitif jika mengenai perawatan diri. Oleh karena itu, ia lebih baik membuntuti Elgra menuju kelas yang berada di lantai atas.
"Kebiasaan, tidak afdhol hidup lo semua kalau enggak ninggalin gue!" seru Haikal bersorak. Akhirnya pun ia berdecak dan ikut menyusul.
Begitu juga dengan ketiga gadis itu, salah satu di antara mereka membawa es teh kresek di tangannya. Menegak dengan penuh dahaga. Ah... Nikmat Tuhan mana lagi yang dapat ia dustakan. Meminum es teh di tengah panasnya cuaca hari ini, membuat lengguhan kenikmatan keluar dari bibirnya.
"Ahhh! Enak banget, haus gue langsung hilang!" Sela menyeruput es teh tersebut.
"Eh, bukannya tadi kelas tertutup, ya?" tanya Nazwa. Benar, sebelum upacara dimulai, semua pintu kelas sudah dipastikan tertutup. Namun, saat ini, pintu kelas mereka sedikit terbuka.
"Ada yang sudah masuk duluan kali?" gumam Sela, ikut mengintip di belakang Nazwa.
Aghiella menghela napas panjang, menyalip tubuh kedua temannya itu, dan langsung membuka pintu kelas tersebut. Saat itu juga matanya membulat sempurna, dengan tubuh yang mematung. Tatapannya kosong menatap ke sisi sudut kelas.
"Sayang Buna! Lo enggak lihat yang aneh-aneh, kan?" tanya Sela dengan panik, karena Aghiella tak bereaksi lagi. Ia dan Nazwa ikut gemetar ketakutan di belakang Aghiella, campur rasa penasaran atas apa yang Aghiella lihat di dalam kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]
Fiksi Remaja[NA JAEMIN] >Bersamamu adalah sebuah cerita yang tak ingin ku akhiri< Bahagia? Sebuah kata kelabu yang tidak dipahami oleh seorang Jaffressan Aquellino apa itu maknanya? Setelah menemukan cintanya, Jaffres pikir ia akan bisa bahagia secara permanen...