7. Tersalurkan

80 15 9
                                    

~yang selalu tersenyum belum tentu selalu bahagia. Kadang hanya sekedar untuk menyamarkan luka~

 Kadang hanya sekedar untuk menyamarkan luka~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Langit mulai memunculkan suryanya, titik-titik embun membasahi tiap helai dedaunan, dengan udara sejuk menyelimuti Jakarta pagi ini.

Gerbang SMA Garuda Jaya baru saja terbuka. Pak Okis, sebagai sekuriti yang sudah lama mengabdi pada sekolah tersebut, menarik gerbangnya agar murid-murid bisa leluasa masuk ke dalam.

Sebentar lagi waktu pengakhirannya, sekuriti berperut buncit itu segera menarik kembali gerbangnya, untuk ia tutupi. Dari kejauhan sayup-sayup pria paruh baya itu mendengar, teriakan anak laki-laki menyeru namanya, tapi ia tidak tau, darimana asal suara tersebut?

"Gra, buruan!" Dengan heboh Haikal menampar-nampar punggung Elgra, yang memboncengnya dengan sepeda kuning yang entah milik siapa. Sepeda itu mereka temukan di pinggir jalan, di depan sebuah ruko yang masih tertutup.

"Sabar kenapa sih! Lo itu berat!". oceh Elgra terus menggoes kayuhan sepedanya.

Sial, selain berat badan Haikal menjadi bebannya, kini ban belakang sepeda itu malah kempes, membuatnya kesulitan untuk menggoes sepeda itu dengan laju yang cepat.

"Bannya kempes!"

"Kenapa lo kempesin?" Haikal berteriak.

"Kan gue yang bonceng, goblok! Mana bisa gue kempesin?" gerutu Elgra.

Sebentar lagi waktu penghabisan mereka, Pak Okis sedikit lagi akan menutup gerbangnya. Pagi ini Jaffres tidak bisa dihubungi, Zicho berangkat duluan menggunakan mobilnya, apalah nasib Elgra dan Haikal yang hanya bisa jalan sepeda pungutan saat ini.

"PAK OKIS! TUNGGU DULU PAK!" Suara nyaring Haikal berteriak. Membuat Elgra menutup sebelah telinganya.

"Mending lo turun dulu." Elgra menghentikan kayuhannya. Mereka turun dari sepeda. Niatnya mau memeriksa ban sepeda tersebut, sayangnya malah terlepas di tangan Elgra.

"Kok bisa lepas?" Mata Elgra membulat tidak percaya.

"Lagian lo kalau ngelakuin apapun, selalu pakai tenaga!" Haikal mengoceh, napasnya terengah-engah saat ini, ditambah perasaan takutnya akan telat masuk kelas.

"Lari aja lah!" seru Elgra berlari secepat kilat.

"STOOOOP!" teriak Haikal ketika sampai di depan gerbang. Menghentikan Pak Okis yang hampir menutupi gerbang hitam SMA Garuda Jaya itu.

Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang