~Pahit, pilu, dan sakit. Semuanya terbentuk dalam sebuah kata yang bernama 'Kebenaran' ~
🦋🦋🦋
"Tambahin lagi dong, susunya!" pinta Sela menyodorkan jagung bakarnya pada Elgra. Memang, laki-laki bersurai hitam itu sedang memegang kaleng susu kental manis untuk diolesi sebagai toping jagungnya.
Elgra mendengus. "Manja banget, sih!"
"Gue minta tolong, ya, setan!" semprot Sela dengan kesal.
"Jadi cewek kalem dikit, pantes nggak ada yang mau merjuangin."
"Memangnya gue dijajah?"
Sepersekian detik Haikal datang dengan tingkah jahilnya. Mengagetkan kedua insan sedang berceloteh tersebut hingga nyaris terjengkang. Sela memekik dengan penyakit latahnya, tidak mengumpat, hanya saja spontan dari mulutnya mengucapkan ' cangcut ayam! cangcut ayam! '
"Anak setan lo!"
"Anak Jamal, gue," jawab Haikal terkekeh. "Lagian lo berdua berkelahi mulu. Hati-hati, loh, entar benci jadi cinta."
Sela seketika bergidik, melemparkan pandangan memicing pada Elgra yang juga menatapnya dengan ogah. "Iiihhh, membayangkannya saja membuat peranakan gue turun, apalagi sampai beneran terjadi."
"Lagian siapa juga yang mau naksir sama cewek bentukan preman pasar kayak lo?" dengus Elgra. Membalas ucapan Sela terhadap dirinya.
"Banyak, kecuali lo sama antek-antek lo itu!"
"Perbaiki dulu pakaian lo, pakai baju kok, kekurangan bahan?!"
Mata Sela membola, langsung berdecak kesal meninggalkan kedua makhluk yang ia anggap sebagai dedemit penghuni di sekitar tersebut.
"Gila, mulut lo pedes banget sama cewek, El!" Haikal sampai mengusap dada. Baginya, Elgra memang sedikit keterlaluan atas apa yang ia katakan tadi. Wajah Sela juga sedikit semu, dan terlihat jelas bahwa gadis itu beneran kecewa. "Mending lo minta maaf ke dia, segera deh. Soalnya cewek kalau sudah marah bakal diingat sampai akhir hayat lo!"
"Ogah, dia aja ngatain gue kek gitu, tadi," tolak Elgra, tetap asik memoleskan susu dan saos tomat ke jagung yang masih membara di atas kayu panggangan.
"Bro! Lo itu cowok, buang sifat labil lo yang kayak gini. Mending minta maaf deh!" Haikal berdiri, menepuk pundak Elgra, kemudian meninggalkan temannya itu sendirian. Menghampiri Jaffres dan Zicho yang sedang asik berbincang dengan Babeh di depan warung.
"Gimana, Mell? Mereka asik, kan?"
Melly mengangguk singkat, seraya tersenyum tipis menatap Aghiella yang berada di sampingnya. "Lumayan, gue bersyukur karena mereka bisa menerima keberadaan gue di sini," ungkapnya, dengan sepotong jagung yang sudah matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]
Ficção Adolescente[NA JAEMIN] >Bersamamu adalah sebuah cerita yang tak ingin ku akhiri< Bahagia? Sebuah kata kelabu yang tidak dipahami oleh seorang Jaffressan Aquellino apa itu maknanya? Setelah menemukan cintanya, Jaffres pikir ia akan bisa bahagia secara permanen...