~Tidak ada yang benar-benar ikhlas, setelah kehilangan dan melepaskan.~
🦋🦋🦋
"By the way, terima kasih ya, El, lo sudah nolongin gue tadi."
Sembari menyedot jus buahnya melalui lubang sedotan, alis Elgra terangkat sebelah karena perkataan Sela barusan. Terdengar aneh, tidak biasanya Sela bicara selembut itu padanya.
"Tumben nih? biasanya lo teriak-teriak kalau ngomong sama gue," kata Elgra menatap curiga.
Sela berdecak singkat, usai menyeruput susu pisang kocok miliknya.
"Yaaa gue juga manusia, El. Punya sisi buruk dan punya sisi baik juga. Cuma ya, gue lebih baik orang-orang mandang gue buruk sih, daripada mandang gue baik, takutnya kalau mereka mandang gue orang yang baik, pas mereka tau keburukan gue, mereka bakal kecewa banget," jawab Sela. Sepertinya gadis ini dalam mode serius, jarang-jarang Sela bertingkah seperti ini, hanya itu yang ada di dalam batin Elgra.
"Soal mereka mau mandang gue gimanapun, itu urusan mereka, urusan gue cuma sama Tuhan."
Elgra bergumam kecil, kepalanya mengangguk singkat seraya mengaduk jus yang ia genggam.
Sela hanya sibuk menyantap kwetiau pesanannya, seolah tak ada orang lain di sekitarnya saat ini.
"Iya sih, kalau kita tau buruknya, kemudian lo sadar bahwa orang itu punya sisi baik, lo bakal malu sendiri sih. Gue aja tercengang, baru ngelihat sisi lembut dari Sela," ujar Elgra sembari terkekeh kecil.
"LAGIAN GAK MUNGKIN GUE TERIAK SAMA LO SEKARANG, KITA LAGI DI CAFE, DUNGU!" cecar Sela, membuat pengunjung lainnya menatap ke arah mereka berdua.
Serasa semua harapan seketika sirna, baru saja Elgra berkata demikian, namun sisi asli Sela kembali muncul.
"Nyesel gue ngasih pujian ke lo!"
"Siapa suruh lo muji gue?"
Kesal, tapi Elgra lebih baik diam. Ia tau, berdebat dengan Sela hanya akan menimbulkan keributan besar.
"Lo sanggup makan makanan itu? Sepertinya pedas banget?" tanya Elgra, melihat seporsi kwetiau dengan warna bumbu yang merah kekuningan, aroma cabenya menusuk hingga urat syaraf.
"Sangguplah, kalau enggak sanggup, ngapain gue pesan ini?"
"Tapi itu kuahnya merah banget, Sel. Lo enggak takut sama keadaan lambung lo, entar?" Terdengar khawatir, bukan karena ia memperdulikan Sela, hanya saja ia teringat dengan penyakit yang Jaffres idapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]
Teen Fiction[NA JAEMIN] >Bersamamu adalah sebuah cerita yang tak ingin ku akhiri< Bahagia? Sebuah kata kelabu yang tidak dipahami oleh seorang Jaffressan Aquellino apa itu maknanya? Setelah menemukan cintanya, Jaffres pikir ia akan bisa bahagia secara permanen...