~Kadang hal baik memang datang dalam bentuk yang tidak menyenangkan~
🦋🦋🦋
Binar bening dari mata gadis yang sedang merebahkan diri di atas tempat tidur nyamannya, menatap kosong langit-langit ruangan yang menjadi tempatnya untuk berehabilitasi. Mengunci pintu dan mengurung diri sendirian. Berusaha menjernihkan pikirannya yang membekas semenjak kejadian tadi sore. Pikiran yang terus bersarang tak kunjung pergi.
Sesekali ia mengusap kasar wajahnya, berharap mendapatkan sedikit kesadaran, tapi sayang, pikiran itu masih saja betah menempel. Membayangkan betapa mengerikannya wajah laki-laki itu kala menggertak, sorot matanya yang tajam membuat semua bulu kuduk bergidik. Saat mengucapkan sepenggal kata dengan nada suara yang beratnya, membuat Aghiella berdesir ke seluruh tubuh. Matanya perlahan menutup sayu, napas yang berdesir tak karuan kala otaknya kembali mengenang memori klise tersebut.
- - -
Ia tidak kuat lagi, semesta terlalu banyak memberinya luka dalam waktu yang runtut. Apalagi mendengar Jaffres membentaknya seperti ini, hatinya terasa seperti dicengkeram erat hingga hancur, remuk yang tak dapat lagi menyatu, dan luka yang tidak bisa terobati.
"Lihat gue!" Jaffres mengangkat paksa pandangan gadis itu yang tertunduk, dirinya terbakar amarah bersama teriknya matahari. Dapat ia rasakan, napas gadis itu memburu, pipinya sudah basah dengan mata yang sembab akibat menangis. Tanpa belas kasihan ia mencengkram pipi gadis itu.
"GUE JUGA TIDAK KALAH RINDU SAMA LO!" Suara laki-laki itu menggelegar membelah teriknya siang. Napasnya memburu dengan bahu naik turun, menatap tajam netra sembab gadis berbulu mata lentik itu.
Aghiella menangis sejadi-jadinya, merundukkan kepalanya dengan dalam serta bahu bergetar hebat kala ia terisak. Ia mendongak, menelisik ke retina legam milik Jaffres yang sudah meneteskan air matanya.
"Jaff?"
"Gue memang berhasil tanpa lo, tapi gue gagal untuk melupakan lo!" Jaffres bermonolog, pandangannya kian menghangat dengan suara yang merendah.
"Maaf!" ucap Jaffres. Mendekap tubuh gadis itu ke dalam pelukannya. Sesekali mengusap puncak kepala Aghiella yang masih tersedu.
"Aku cinta sama kamu, Jaff," lirihnya.
Jaffres hanya terdiam, menutup matanya sembari membuat gadis itu semakin tenggelam dalam pelukannya.
"Maafkan aku," kata Aghiella terisak.
"Untuk apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]
Teen Fiction[NA JAEMIN] >Bersamamu adalah sebuah cerita yang tak ingin ku akhiri< Bahagia? Sebuah kata kelabu yang tidak dipahami oleh seorang Jaffressan Aquellino apa itu maknanya? Setelah menemukan cintanya, Jaffres pikir ia akan bisa bahagia secara permanen...