Part 9. Mas Geralio

3.7K 585 132
                                    


Happy Reading


Pagi ini Facylia melangkahkan kakinya keluar rumah sesekali ia menguap seraya mengelus punggungnya. Sudah 2 kali Facylia jatuh kemarin, jatuh sewaktu manjat jendela dan nyangkut di pohon.

Punggungnya terasa ngilu dan pegal, untung saja ia memiliki pelayan pribadi yang bersedia memijatnya. Siapa lagi kalau bukan Cutie.

Kakinya yang hendak menuju garasi terhenti. Ia menatap lamat siluet tubuh orang yang familiar di balik gerbang rumahnya.

"Siapa itu?" Gumam Facylia.

"Masa tukang ojol, gue kan gak pesan ojek."

Dengan rasa penasaran, Facylia membuka gerbangnya lalu menghampiri orang yang duduk anteng di motornya.

"Geralio.."

Tentu saja Facylia terkejut, di depannya kini terdapat Geralio. Pria dingin dan tak tersentuh di sekolah. Untuk apa pria itu di depan rumah Facylia?

"Pagi asisten," sapa Geralio dengan wajah dinginnya. Tak ada senyum yang menghiasi wajahnya.

"Lo tahu rumah gue darimana?" Tanya Facylia saat berada di dekat Geralio.

"Gue tahu semua tentang Lo," jawab Geralio.

Facylia mengangguk paham. "Terus Lo ngapain di depan rumah gue?" Tanya Facylia menautkan alisnya bingung.

"Jemput Lo," balas Geralio singkat.

"Hah? Jemput gue? Buat apa?" Maklum Facylia tidak bisa menerjemahkan bahasa singkat seperti itu. Otaknya tidak terkoneksi dengan baik dan sering lemot.

"Naik!" Titah Geralio tak menjawab pertanyaan Facylia.

"Kenapa Lo jemput gue?" Tanya Facylia lagi.

"Gue kan bawa motor sendiri."

Geralio berdecak kesal lalu menghela napas. "Ketinggalan."

"Apanya yang ketinggalan?" Facylia semakin tidak paham akan maksud ucapan Geralio.

"Motor Lo."

"Kenapa dengan motor gue? Apa hubungan motor gue dengan ketinggalan?" Tanya Facylia beruntun.

"Motor Lo ketinggalan," balas Geralio menatap tajam Facylia. Wajahnya yang dingin menjadi semakin dingin, bahkan Facylia yang berada di dekatnya terasa mau membeku.

"Motor gue ketinggalan?" Facylia nampak berpikir sejenak. Lantas sesaat ia mengingatnya, kemarin ia tidak pulang dengan motor namun diantar Jefran.

"Oh ya motor gue ketinggalan di sekolah! Kok gue bisa lupa ya," pekik Facylia heboh.

"Geralio maaf ya gue emang agak lemot, salahin aja nih otak yang gak bisa diajak kompromi."

"Hm naik asisten," tekan Geralio tak terbantah. Ia menyodorkan helm pada Facylia yang langsung dikenakan oleh gadis itu.

Dengan ragu-ragu Facylia menaiki motor Geralio dengan berpegangan pada pundak kekar cowok itu. Setelah dirasa duduk dengan nyaman, Facylia melepas pegangan tangannya.

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang