Part 38. A Cuddle

617 51 10
                                    


Happy Reading


Di sinilah Facylia berada, di brankar rumah sakit. Ia terbaring lemas, di tangannya tertancap infus. Sejujurnya ia tidak suka dirawat inap di rumah sakit namun harus bagaimana lagi.

Demamnya sangat tinggi jadi dokter menyarankannya agar dirawat inap di rumah sakit terlebih dahulu. Untungnya ia memiliki sahabat yang bersedia menjaganya.

Setelah meminum obat membuatnya merasa mengantuk, lantas ia tertidur tak peduli banyak orang yang dibuat khawatir olehnya.

"Pipi gemes, cepat sembuh ya. Gue kangen pengen cubit pipi Lo," cicit Kirzy berkaca-kaca.

Giselia mengangguk menyetujui. "Gue kangen lihat Lo ceria lagi kayak biasanya."

Tangan Vellyn terulur mengelus rambut Facylia. "Get well soon friend. Biar kita bisa kumpul berempat lagi."

Facylia hanya mendengar suara disekelilingnya samar. Ia tengah asik bergulat dengan alam mimpi.

"Baby!" Panggil Saskara mendekati Vellyn. Vellyn mendongak melihat tunangannya itu.

"Ayo kita pulang! Ini udah malam, kamu pasti lelah," bujuk Saskara lembut.

Vellyn mengangguk, memang benar ia sekarang merasa lelah. "Kita pulang aja, biar Facylia bisa istirahat," ujarnya pada Kirzy dan Giselia.

"Yaudah deh," sahut Kirzy lemas.

Giselia berdiri dari tempat duduknya. Ia mengecup kening Facylia singkat. "Gue balik dulu ya, Lo harus cepat sembuh!"

"Facylia, kami pamit!" Ujar Vellyn berpamitan.

"Pipi gemes, gue pulang dulu ya. Lo istirahat yang nyenyak ya biar cepat sembuh," Kirzy mengelus pipi Facylia lembut.

"Saya duluan cil, cepat sembuh," tegas Saskara menatap lamat Facylia.

Setelah itu mereka meninggalkan Facylia yang tertidur. Saat membuka pintu mereka terkaget diserang dengan beribu pertanyaan.

"Gimana keadaan Facylia?"

"Dia sekarang lagi istirahat?"

"Fafa gak papa kan?"

"Apa yang terjadi dengan Facylia?"

"Sakit apa?"

"Kok dirawat inap? Sebenarnya Facylia kenapa?"

"Kepo! Cari tahu aja sendiri," ketus Kirzy melewati mereka begitu saja. Giselia menatap tajam keenam pria tersebut kemudian berlalu mengikuti Kirzy.

"Demam Facylia tinggi jadi dia dirawat. Sekarang dia lagi istirahat, mending kalian pulang aja," jelas Vellyn menjawab pertanyaan mereka. Lalu ia pergi dari sana bersama tunangannya.

"Syukur deh! Gue mau pulang dulu," sahut Kenzo merasa lega.

"Gue juga mau pulang, saatnya bocan," balas Lucky mengusap tengkuknya.

"Wih apaan tuh bocan?"

"Bobok cantik lah."

"Salah! Kalo buat Lo bukan bocan tapi bodoh!" Ejek Darren ikut menimpali.

Lucky memegang dadanya dramatis. "Seharusnya aku tau inilah akhir dari segalanya."

"Emang yang paling bener Lo itu diem sat!" Imbuh Kenzo menepuk bahu Lucky menguatkan.

"Selalu gue yang salah."

"Kalian gak mau pulang?" Tanya Darren pada enam lelaki yang berada di ambang pintu.

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang