Part 41. Friendzone

287 29 0
                                    


Happy Reading


Facylia tersentak kala tangannya ditarik kasar oleh sebuah tangan. Ia mencoba meronta untuk dilepaskan namun tak dihiraukan oleh sosok tersebut.

Seseorang itu yang ternyata cewek menghempaskan kasar Facylia hingga membuat Facylia menabrak dinding belakang sekolah.

"Aw!"

"Gila Lo!" Pekik Facylia tak terima.

"Kenapa? Itu cocok kan buat perebut kayak Lo," sahut Alleta.

Ya orang tersebut Alleta. Siapa lagi yang berani mengganggu Facylia jika bukan Alleta.

"Iri ya Lo? Makanya dong punya bakat perebut kayak gue," cetus Facylia menyombongkan dirinya di hadapan Alleta. Hei dia kira Facylia takut? Hell no!

"Dih gitu kok bangga, gue sih malu ya ngerebut milik orang," ujar Alleta tak mau kalah.

"Emang gue ngerebut milik siapa?" Tantang Facylia maju satu langkah.

"Lo ngerebut milik gue. Harusnya gue yang diperhatiin semua murid, harusnya gue yang jadi pusat perhatian, dan harusnya gue yang jadi ratu. Tapi Lo ambil semua harapan gue!" Murka Alleta mencengkeram dagu Facylia.

Matanya berkilat menatap tajam Facylia. Ia kini tidak main-main lagi menghadapi gadis itu, ia harus waspada.

Uhh ngeri batin Facylia tertawa cekikikan.

"Emang gue keliatan peduli? Gak kan. Lagian gak semua orang pantas di posisi itu," tandas Facylia menghempaskan tangan Alleta yang bertengger di dagunya.

"Justru Lo yang gak pantas di posisi itu. Anak pungut kayak Lo udah sekolah di SHS harusnya udah bersyukur," tuding Alleta membuat Facylia geram.

Gue harus tenang, kalo gue kesulut emosi bisa berabe ini. Lagian gue kan masih punya ortu lengkap pikir Facylia menenangkan diri.

"Gapapa gue anak pungut asal bisa mandiri cari uang sendiri, gak cuma bisa minta ke ortu," balas Facylia tak kalah sengit dan tajam.

"Ngebalas aja Lo ya," geram Alleta panas di tempat.

"Terserah gue dong, kan gue punya mulut jadi gue jawab," Facylia nampak menyebalkan di mata Alleta. Tak urung membuat gadis itu berkomat-kamit menahan emosi.

"Hih dasar nyebelin!"

Inilah teknik Facylia, membuat musuh kalah hanya lewat perkataan. Ia tidak mau bermain fisik bila menghabisi dengan ucapan dapat ia lakukan.

"Awas Lo ya! Gue tunggu pembalasan selanjutnya dari gue. Gue akan buat Lo minta maaf sama gue," ancam Alleta.

"Gak kebalik ya? Harusnya Lo yang nantinya ngemis maaf sama gue. Btw gue tunggu pembalasan dari Lo," Facylia menjulurkan lidahnya mengejek.

"Sialan!" Alleta balas mengacungkan jari tengahnya ke arah Facylia. Lalu gadis itu berlalu dari sana dengan muka yang nampak kesal.

Facylia tertawa geli melihat wajah kesal Alleta. Facylia dilawan! Ia tersenyum bangga terhadap dirinya sendiri. Makanya jangan pernah mengusik ketenangan Facylia jika tidak mau diusik balik olehnya.

________

Facylia kini nampak bosan melihat lalu lalang kendaraan yang melintas sore itu. Ia pun merasa jenuh bila berada di dalam mansion terus menerus.

"Gabut juga gue, gue pingin ngelakuin sesuatu yang seru gitu," gumamnya.

"Misalnya ganggu orang," baru saja ia mengucapkan hal tersebut sudah nampak objek yang menarik perhatiannya.

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang