Part 23. Jurus Pemikat

2.4K 381 219
                                    


Happy Reading


Jefran melepaskan tautan tangan Aldian dan Facylia. Pria itu juga menatap tajam Geralio, Aravan, Neandro, dan Zakier.

"Gue gak mau tangan suci Facylia disentuh sama buaya jelek kayak Lo," makinya pada Aldian.

"Enak aja gue dipanggil buaya jelek, gue ganteng tahu," protes Aldian tak terima.

"Cuma gue yang berhak pegang tangan Facylia," sahut Geralio hendak menggandeng tangan Facylia.

Namun disergah oleh Neandro. "Jangan sentuh milik gue," tekannya.

"Fafa hanya milik Aravan seorang," ujar Aravan tersenyum songong.

"Kalian salah! Facylia adalah calon istri saya," Zakier nampak tak mau kalah.

Sedangkan yang direbutkan, hanya melongo di tempat. Ia terdiam kaku dengan mulut yang menganga, sungguh tidak elit.

"Kalian ngapain di sini?" Tanya Facylia setelah kesadarannya kembali.

"Mau bareng sama Lo," jawab mereka berlima serentak.

"Mau mengajak kamu pulang bersama," timpal Zakier menjelaskan.

Sontak mereka saling berpandangan tak lama bergidik.

"Lo ngikutin ucapan gue ya? Hayo ngaku," tuduh Jefran menatap sinis Geralio.

"Lo yang ngikuti gue."

"Heh ketos abal-abal ngapain Lo ke sini? Mau pamer jabatan? Jadi ketos aja belagu Lo," hardik Aldian menatap remeh Aravan.

"Heh buaya cap kadal! Lo gak ngaca? Ngapain Lo di sini? Mau deketin Fafa? Gak akan gue biarin playboy kayak Lo deketin Fafa," ejek Aravan balik.

Zakier memijat pangkal hidungnya pusing. Sudah ia katakan, ia tidak suka akan keributan. Tapi pria-pria di hadapannya saling bertengkar masing-masing.

Tak lama matanya bergulir menatap Neandro yang hanya menatap datar keributan itu. Wajahnya senantiasa datar tanpa emosi, tangannya ia masukkan ke dalam saku.

"Kamu Neandro Aska Abigal kan?" Tanya Zakier memastikan.

Neandro tak menjawab, ia malas mengeluarkan suaranya. Tanpa sepatah katapun ia menghampiri Geralio, Jefran, Aldian, dan Aravan yang saling berdebat satu sama lain.

"Gue duga Lo pura-pura dingin kan biar cewek-cewek klepek-klepek sama Lo. Menjijikkan!"

"Mulut Lo lebih menjijikkan!"

"Lo-" mulut Jefran dibekap oleh Neandro.

"Kalian diam atau gue cincang mulut busuk kalian itu!" Ancamnya dengan wajah serius.

Aldian langsung mengatupkan mulutnya yang ingin memaki Aravan. Bagaimanapun juga ia tidak mau jika wajahnya tidak mempunyai mulut.

"Psikopat Lo!" Aravan bergidik ngeri.

Facylia menggaruk tengkuknya kikuk. Ia bingung harus bagaimana sekarang.

"Kok kalian bisa di sini?" Tanya Facylia lagi.

"Baby Lo lupa kalo kita satu sekolah?" Jawab Aldian.

"Hei Lo udah pikun? Masih muda aja pelupa Lo, gimana gedenya," sahut Jefran.

Aravan langsung menggeplak kepala Jefran. Jefran jika berbicara pasti tidak pernah difilter, tidak pernah memikirkan perasaan lawan bicaranya.

"Lupa itu manusiawi."

"Berarti kalo gak pelupa gak manusia dong," dengan polosnya Aldian berucap seperti itu.

"Lo setannya!" Maki Geralio memutar bola matanya.

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang