Part 33. Camping

767 71 18
                                    


Happy Reading


Memang sebuah keberuntungan bagi Facylia. Cuaca saat ini yang mendukung dan tempat yang cocok untuk melaksanakan camping.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu sekitar 3 jam, Facylia beserta rombongannya tiba di lereng perbukitan.

Facylia menuruni bus dan menginjakkan kakinya ke hutan tempat tenda di dirikan. Di sampingnya selalu ada keenam bodyguardnya yang tak henti-hentinya membuntuti kemanapun gadis itu pergi.

"Kalian gak ada kerjaan lain apa selain ngikutin gue?" Tegur Facylia sebab terlalu jengah diikuti oleh mereka berenam.

"Gak!" Jawab mereka berenam serentak.

"Mending kalian buat tenda deh daripada gak ada kerjaan gini," usul Facylia.

"Tenda kami udah selesai dibangun," balas Jefran mewakili.

"Ah yang bener aja, kalian aja dari tadi di sini mana mungkin udah selesai aja," aneh bukan jika tenda mereka sudah selesai dibangun padahal jelas-jelas mereka sedari tadi berada di sisinya.

"Tuh udah selesai," Aldian menunjuk tenda berada di dekat pohon mangga. Di tenda tersebut terdapat Darren, Lucky, dan Kenzo yang sibuk membereskan peralatan.

Facylia menggeleng-gelengkan kepalanya, ternyata mereka menyuruh Darren, Lucky, dan Kenzo untuk membangun tenda.

"Tanpa gerak kerjaan udah selesai," ujar Geralio bangga.

"Enak juga punya curut kayak mereka," sahut Neandro.

"Sahabatnya Geral ternyata bisa diandalin, gak salah gue ikutan tim Lo ral," Jefran tersenyum menepuk bahu tegap Geralio yang dibalas dengusan kesal sang empu.

"Besok gue suruh mereka aja yang kerja, hahaha," ucap Aldian tertawa cekikikan.

"Parah kalian," maki Facylia tidak habis pikir.

"Saya tidak seperti mereka yang malas, saya hanya panitia pelaksanaan kegiatan camping ini," protes Zakier tidak mau disamakan dengan keempat pria di sampingnya.

"Terus kalo Lo panitia kenapa Lo di sini bukannya ngatur kegiatan malah malas-malasan di sini."

Skakmat! Zakier dibuat bungkam akan ucapan Facylia yang memang benar adanya.

"Lo juga," kini Facylia menunjuk Aravan yang sejak tadi hanya diam menyimak.

Aravan menunjukkan dirinya dengan wajah yang terheran heran dan bertanya-tanya. Lah daritadi gue diem kenapa jadi gue yang kena?

"Lo itu ketua OSIS terus juga ketua panitia kenapa malah masih di sini, nyantai di sini. Gak punya tanggung jawab? Huh?"

"Kalian itu masih muda jangan malas-malasan. Nanti kalo udah dewasa mau jadi apa? Kalian harus kerja mandiri jangan cuma ngandelin orang lain. Tau gak apa yang gue maksud?" Omel Facylia.

Saat ini Facylia persis seperti emak-emak yang mengomeli anaknya. Ia berkacak pinggang dengan memelototi keenam pria di hadapannya.

Bukannya terlihat garang jatuhnya malah ke gemas membuat keenam pria tersebut memekik menahan gemas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang