Part 43. Really Repent?

205 30 1
                                    


Happy Reading


Semakin Facylia melihat jam, ia merasa semakin lama ia menunggu di cafe ini. Facylia mencak-mencak di tempat lantaran seseorang yang ia tunggu belum kunjung datang.

Yang ngajak ketemuan siapa yang telat siapa?

"Maaf buat Lo nunggu lama," akhirnya seseorang yang ia tunggu kehadirannya pun datang.

Facylia mendongak menatap datar sang pelaku keterlambatan kali ini. Argh ia merasa sangat kesal mengingat yang membutuhkan itu dia kenapa harus dirinya yang repot seperti ini?

"Letasialan," geram Facylia pelan.

Alleta tertawa canggung di tempat. Ia tidak bermaksud membuat Facylia menunggu lama, namun saat hendak menuju cafe ia harus berhadapan dulu dengan seseorang.

______

Flashback

Alleta hendak menaiki mobilnya namun terhenti saat deruman motor yang ia kenal menyambut indra pendengarannya. Ia menoleh ke arah sumber suara.

"Gue anterin," ujar pria itu yang ternyata Kenzo.

Alleta membalas dengan gelengan pelan. "Gak usah, gue bisa naik mobil."

"Gue gak minta persetujuan Lo. Ini perintah," tegas Kenzo nampak serius.

"Gak usah Ken, gue bisa sendiri ke sana," tolak Alleta lagi.

"Gue gak Nerima penolakan dari Lo, Ana," kekeuh Kenzo tak mau kalah.

"Kenapa Lo maksa?" Tanya Alleta menatap Kenzo sepenuhnya.

"Gue mau ajak Lo pergi ke suatu tempat," jawab Kenzo tersenyum lembut.

"Tapi gue ada janji sama seseorang," sahut Alleta.

"Ya setelah itu lah Ana Sayang," ingin rasanya Kenzo mencubit pipi Alleta saking gemasnya.

'Gimana bisa cewek sepolos dia bisa bertindak kayak iblis di masa lalu?'

"Tapi kalo lama, Lo mau nungguin?" Tanya Alleta lagi.

Kenzo mengangguk pelan. "Selama apapun tetep gue tunggu."

"Oke gue mau dianter Lo," putus Alleta menghampiri Kenzo.

Dengan senang hati Kenzo memakaikan helm kepada Alleta lalu membantu gadis itu naik ke motornya.

Gadis mana yang tidak salah tingkah diperlakukan seperti itu apalagi oleh pria yang selalu ada untuknya selama ini. 'Act of service' sekali bukan?

Kenzo langsung menancapkan gas motornya meninggalkan pekarangan rumah Alleta. Ia sengaja memperlambat laju motornya supaya dapat lebih lama bersama Alleta.

"Ken, bisa lebih cepat lagi gak? Gue takut telat," tegur Alleta menepuk pelan bahu Kenzo.

"Lo pegangan dulu," jawab Kenzo cengar-cengir di tempat.

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang