Part 12. [Se]terang Bulan

3.2K 513 108
                                    


Happy Reading


Mereka melepaskan pelukan dan menoleh ke sumber suara. Ternyata yang bersuara tadi ialah seorang pria dingin, Geralio.

"Pada ngapain peluk-pelukan kayak tadi?" Tanya Lucky.

"Kedinginan kali," jawab Kenzo asal.

"Kalo kedinginan sini peluk gue aja dijamin langsung hangat deh," goda Lucky.

"Najis!" Umpat Kirzy.

"Ngapain?" Ulang Geralio.

"Buta Lo? Gak lihat kita lagi ngobrol?" Sarkas Giselia.

"Gue gak tanya Lo," timpal Geralio dengan tatapan tajamnya yang ia layangkan pada Giselia.

"Asisten ngapain di sini?" Tanya Geralio pada Facylia.

"Lagi girls time lah tapi Lo ganggu," jawab Facylia dengan nada kesal. Bukannya marah Geralio justru tersenyum tipis.

"Kita boleh gabung?" Tanya Kenzo.

"Gabung aja."

Geralio duduk di sebelah Facylia diikuti sahabatnya. "Darimana?" Tanya Facylia.

"Markas," balas Geralio singkat.

Facylia hanya mengangguk ber-oh ria. Sebenarnya ia ingin bertanya lagi namun ia urungkan saat melihat Giselia yang nampak ingin berbicara pada Geralio.

"Geralio gue mau ngomong," ujar Giselia membuka suara.

"Lo udah ngomong," balas Geralio.

Giselia berdehem mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih serius. Ia harus mengakhiri semuanya hari ini.

"Gue minta maaf kalo selama ini udah ganggu Lo."

"Gue udah ngejar-ngejar Lo yang pastinya Lo risih sama gue."

"Gue minta maaf soal itu! Gue janji gak akan ngejar-ngejar apalagi ganggu hidup Lo lagi."

"Jujur gue dekati Lo selama ini cuma karena gabut doang."

Lucky, Kenzo, dan Darren terkejut bukan main. Bahkan Lucky hampir terjungkal dari kursinya saking kagetnya.

"Karena gabut doang? Gila Lo! Gue kira Lo cinta mati sama Geral taunya cuma karena kegabutan Lo?" Ucap Lucky tak menyangka.

"Kegabutan Lo ngeri juga ya! Gue dan semua murid sampai tertipu sama ulah murahan Lo," sahut Kenzo.

Geralio hanya diam tak menanggapi permintaan maaf Giselia. Ia hanya fokus pada gadis di sebelahnya yang tersenyum melihat tingkah konyol Lucky yang hampir terjungkal, untung saja pria itu menarik baju Kenzo alhasil mereka berdua hampir terjungkal bersamaan.

"Lo maafin gue gak?"

"Hm," hanya deheman yang keluar dari bibir Geralio.

Brak!

Karena terlalu kesal, Giselia menggebrak meja dengan segenap tenaga.

"Lo dengerin gue gak sih? Gue capek-capek ngomong dan Lo balas dengan hm doang?" Ucap Giselia dengan nada tinggi.

"Bukan urusan gue!" Tekan Geralio menatap tajam Giselia. Ia tidak suka jika ada yang menganggu ketenangannya, dan Giselia sudah menggangunya.

Giselia yang ditatap seperti itu menatap Geralio takut-takut. Nyalinya sedikit menciut, ingat sedikit.

Tiba-tiba Darren bangkit dari duduknya lalu menghampiri Giselia. "Jangan marah-marah nanti cepat tua mau?" Tanyanya lembut.

"Ya kagak mau lah, masa gue belum punya anak udah jadi nenek-nenek. Ihh amit-amit," Giselia bergidik membayangkan ia menjadi nenek di usia dini.

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang