Part 34. Facylia Hilang?

626 57 13
                                    


Happy Reading


Keadaan perkemahan tengah sepi sebab ini adalah waktunya untuk beristirahat. Namun tidak demikian dengan dua orang gadis yang sibuk membicarakan sesuatu. Terlihat mencurigakan memang.

Gaya bicara mereka yang berbisik-bisik membuktikan bahwa yang mereka rundingkan adalah hal yang rahasia dan tidak boleh ada yang mendengarnya.

"Lo udah tahu kan apa yang harus Lo perbuat besok?" Tanya salah satu gadis dengan senyum miring.

"Gue tau apa yang harus gue lakuin," jawab gadis lainnnya.

"Bagus, pastikan dia masuk jebakan Lo," mata gadis itu menatap lurus ke depan.

"Aman. Gue gak akan gagal kali ini."

"Gue pegang janji Lo dan Jangan sampai ada yang tau tentang pertemuan ini," ucap gadis itu sebelum pergi meninggalkan gadis yang satunya yang tengah menyorot tajam.

"Lo tenang aja."

"Dengan bersekutu dengan Alleta, gue yakin gue bisa ngalahin Facylia," Mycel tertawa jahat setelah bayangan Alleta lenyap dari pandangannya.

"Jadi gak sabar nunggu hari besok."

∆°∆°§

"Jadi kita akan melaksanakan kegiatan penjelajahan hutan mencari liontin permata, gitu?" Tanya Facylia memastikan.

"Iya Facylia, udah berapa kali sih Lo nanya gini," dengus gadis di samping Facylia yang bernama Nara.

"Gak, gue cuma heran aja masa setiap kelompok cuma ada 5 orang sih mana cewek semua lagi," gerutu Facylia kesal.

"Nanti kalo terjadi sesuatu gimana apalagi di grup kita gak ada cowok yang jadi pelindung," imbuhnya.

"Udahlah jalani aja," sahut gadis yang berwajah mirip dengan Nara yang diduga kembaran dari gadis itu, Nira.

Gadis yang bernama Silvi pun tak mau kalah. "Gak usah takut, kalian kan tahu gue jago bela diri. So gue bakal lindungi kalian terutama Lo Facylia."

Sedangkan seorang gadis nampak tak suka melihat itu, tangannya dimasukkan ke dalam saku.

"Udahlah gak usah banyak bacot langsung berangkat aja," ketus Mycel terang-terangan menampakkan wajah kesalnya.

"Buset sensi amat Lo cel, santai aja kali," ujar Nara tanpa rasa takut.

"Tapi ada benarnya juga kata Mycel, mending kita berangkat aja keburu siang ntar," usul Facylia yang disambut baik dengan teman grupnya kecuali Mycel.

"Nikmati momen-momen terakhir Lo Fa sebelum kehancuran itu datang!"

______

Kaki kelima gadis itu berulang kali memijak pada tanah yang sama, tempat yang sama lagi. Padahal mereka sudah mengikuti apa yang tertulis dalam peta tersebut.

"Lo yakin peta ini akurat?" Tanya Nira ragu.

"Gue yakin banget, cuma peta ini yang tersisa tadi," Silvia menjawab dengan nada yang meyakinkan.

"Anjir! kita tersesat," umpat Nara sedikit panik.

"Terus kita harus gimana?" Agaknya yang paling terlihat panik dan ketakutan adalah Facylia. Bahkan wajahnya memucat dengan kening yang dibanjiri keringat.

"Tenang! Gue ada solusi," celetuk Mycel tersenyum samar.

"Wah gimana tuh?"

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang