Part 45. About The Past

199 32 1
                                    


Happy Reading


Saat ini Facylia sedang dikelilingi oleh tokoh antagonis dan teman-temannya. Tatapan mereka seakan menyiratkan banyak tanda tanya.

Mereka penasaran kenapa Facylia malah mengajak Alleta dan Jenav, di saat mereka berdua adalah sumber masalah.

"Kenapa Lo ajak dia?" Tanya Giselia mengintimidasi.

"Facylia, Lo gak lagi lupa kan kalo mereka berdua itu musuh kita?" Imbuh Kirzy sinis.

Sedangkan Vellyn hanya diam tak menanggapi perihal ini. Ia nampak tak peduli sama sekali.

Facylia lantas tersenyum kecil, ia sudah memikirkan ini matang-matang. Demi misi terakhirnya yang perlu diselesaikan.

"Gue mau kalian berdamai. Stop berantem satu sama lain."

Facylia menatap Alleta dan Giselia bergantian. Protagonis dan antagonis pasti bisa menjadi satu dalam hal pertemanan bukan?

"Giselia, Kirzy, Vellyn. Gue minta maaf ya atas semua kesalahan gue," sahut Alleta menundukkan kepalanya.

"Akting pasti Lo. Gak yakin gue kalo Lo udah tobat," jawab Kirzy sewot.

"Kirzy! Jangan gitu. Siapa tahu dia emang udah sadar sama kesalahannya," tegur Vellyn tegas.

"Iya Alleta emang udah sadar dan dia juga udah minta maaf ke gue," tambah Facylia meyakinkan.

"Gue udah sadar kalo perbuatan gue salah. Gue pingin perbaiki semuanya," Alleta tersenyum miris mengingat perbuatannya kemarin-kemarin.

"Bagus deh Lo sadar. Gue gak perlu repot-repot hancurin Lo. Tapi untuk dapat maaf dari gue, gak semudah itu! Lo harus bisa buktiin ke gue kalo Lo emang beneran berubah," jelas Giselia tersenyum miring menantang Alleta.

"Gue bakal buktiin ke kalian kalo gue udah berubah. Bahkan gue rela ngelakuin apapun asal dapat maaf dari kalian," ucap Alleta bersungguh sungguh.

Di samping Alleta terdapat Jenav yang tengah berdehem pelan. Ia menetralkan suaranya yang sialnya sedang gemetar.

"G-gue minta maaf, terutama ke Lo Gisel."

Kini atensi berpusat ke arah Jenav, gadis manis yang selalu tersenyum manis bila bertemu dengan orang yang baik kepadanya.

"Kenapa Lo minta maaf ke gue? Soal tarung lipstik waktu itu? Itu kan gue dulu yang mulai," balas Giselia menatap datar Jenav.

Jenav menggeleng pelan, ia ingin jujur sekarang. Tak peduli bagaimana tanggapan yang lainnya. "Gue dari dulu punya dendam sama Lo!"

"HAH!?"

Kelima gadis itu terkejut mendengar penuturan Jenav. Tak seperti yang mereka lihat, seorang Jenav yang nampak baik ternyata memiliki sebuah dendam.

"Gue ngaku, gue yang udah sebarin nama yang jelek buat Lo Gisel. Gue juga yang buat murid-murid pandang Lo murahan. Dan gue juga yang selama ini ngirimi Lo kado misterius," lanjut Jenav terisak pelan.

Giselia mengepalkan tangannya penuh amarah. Ia benci dengan orang yang berani mengusik hidupnya apalagi mengganggu zona nyamannya.

"Sialan Lo!" Umpat Giselia menuding Jenav penuh emosi.

"Cewek bitch!" Saat hendak menampar Jenav, Facylia langsung mencegahnya. Niatnya adalah ingin mendamaikan bukan menambah pertengkaran.

"Udah Selia! Dengerin penjelasan Jenav dulu!"

Giselia menatap murka Facylia. "Lo belain cewek itu huh? Dia yang bikin gue ketakutan selama ini! Dia juga yang bikin gue gak tenang!"

Giselia menangis tiap kali bayangan kematian nyata di hadapannya. Setiap hari ia selalu mendapatkan kado misterius yang isinya adalah bangkai hewan.

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang