Part 24. Bad Rumours

1.6K 312 292
                                    


Happy Reading


Seorang gadis dengan wajah yang memerah melemparkan kasar tas sekolahnya. Giginya bergemeletuk menahan amarahnya yang meluap-luap.

Ia menghembuskan napas kasar menetralisir amarah yang kini memuncak. Tubuhnya ia rebahkan ke kasur king size. Tak lama matanya memejam mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Ting!

Sebuah notifikasi muncul di ponselnya.

Mata gadis itu langsung terbuka lalu terkekeh sinis. Ia bangkit dan mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.

Dark mengirimkan sebuah foto!

Gadis itu melihat foto tersebut. Ia tersenyum miring, setelah ini perlahan musuhnya akan kalah dari dirinya.

Dark

|Saya sudah melakukan apa yang
|anda suruh, Bos.

Bagus bayaran Lo udah gue transfer.|

"Facylia, Lo pikir Lo akan menang dari gue?" Gumamnya.

Alleta menatap datar lurus ke depan. Ia tidak suka jika Facylia didekati banyak orang. Ia iri melihat Facylia yang menarik perhatian di SHS. Hanya seorang Alleta yang berhak menjadi pusat perhatian!

Sedari kecil ia selalu dimanjakan kedua orang tuanya beserta keluarga besarnya. Ia suka dipuji apalagi dibangga-banggakan oleh orang-orang. Semua keinginannya harus tercapai apapun itu, tak peduli rintangannya.

Tujuannya adalah menjadi gadis satu-satunya yang diperhatikan, dilindungi, dan dimuliakan dimanapun ia berada. Ia sangat berambisi untuk mencapai tujuannya. Ia kira akan mudah mewujudkannya di SHS, namun ia salah. Lawannya kali ini sangat berat, dan pastinya ia tidak ada apa-apanya dibanding Facylia.

Walaupun begitu ia tetap berjuang agar tujuannya terwujud. Ia akan menghalalkan segala cara agar ia menang dari Facylia.

Tiba-tiba terlintas wajah dari seorang Kenzo Bramasta. Pria yang tadi mengantarkan ia pulang. Entah kenapa ia merasa lucu melihat wajah Kenzo.

Flashback

Dalam perjalanan menuju rumah Alleta, hanya keheningan yang mengisi. Baik Kenzo maupun Alleta tak ada yang membuka suara. Suasananya sungguh canggung.

Sebagai pria yang gentle, Kenzo berinisiatif membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Nama Lo Alleta kan?" Tanya Kenzo dengan sedikit berteriak. Maklum mereka tengah berada dalam perjalanan yang pastinya terganggu oleh suara kendaraan yang melintas.

"Apa?" Alleta mendekatkan wajahnya ke depan. Suara kebisingan kendaraan lebih mendominasi daripada suara Kenzo.

"Nama Lo Alleta kan?" Ulang Kenzo menoleh sedikit ke belakang. Dapat ia lihat wajah mulus nan cantik Alleta. Dari jarak yang lumayan dekat, ia bisa meneliti muka Alleta yang ia akui memang cantik.

"Cewek ini cantik banget," lirihnya tak melepas pandangan dari wajah Alleta.

Tentunya Alleta dapat mendengar lirihan Kenzo. Ia dibuat salah tingkah, oh ayolah ia tak pernah berdekatan dengan laki-laki kecuali keluarganya. Dapat dikatakan Kenzo yang pertama kali.

Tin tin

"Woy kalo mau pacaran jangan sambil nyetir. Gak lihat motor Lo hampir nabrak mobil gue," tegur seorang pria paruh baya dengan berteriak.

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang