Part 15. Crocodile

2.8K 423 81
                                    


Happy Reading



Mulut gadis itu sibuk menggerutu, wajahnya memerah karena terkena panas. Sedari tadi ia menunggu hasil pendaftarannya, namun sampai sekarang hasilnya tak kunjung datang.

"Hasilnya lama banget sih! Tinggal bilang diterima aja susah banget," gerutu Facylia.

"Kayak nunggu Cutie bertelur aja, berabad-abad tahun gak akan terjadi."

Ia menepuk jidatnya lupa. "Mana bisa Cutie bertelur? Dia aja kucing siluman."

"Maaf ya Cutie gue hina Lo, soalnya emang kayak gitu adanya," ujar Facylia seolah-olah meminta maaf pada Cutie. Lalu Facylia tertawa menertawakan kebodohannya yang sejak dini melekat.

"Dih kenapa Lo ketawa sendiri?" Giselia menghampiri Facylia dengan membawa selembar kertas di tangannya.

"Lagi bahagia aja," jawab Facylia.

Giselia hanya mengangguk mengerti lalu memberikan kertas itu pada Facylia.

"Tanda tangan," ucapnya.

Facylia membaca sekilas tulisan yang ada di kertas. Intinya kertas ini berisi formulir pendaftaran untuk mengikuti ekstrakurikuler Cheerleader dan dance.

Kedua ekstrakurikuler itulah yang diikuti Giselia, Kirzy, dan Vellyn. Ia harus mengikuti ekstrakurikuler itu sesuai aturan geng lady girls.

"Lo mulai ikut ini Minggu depan. Jadi Lo harus mempersiapkannya, gue yakin Lo pasti bisa pipi gemes," seru Giselia memberi semangat.

"Gue pasti bisalah, Facylia gitu loh," balas Facylia tersenyum bangga seraya mengibaskan rambutnya yang terurai ke belakang.

"Kalo gitu gue balik latihan lagi ya, Lo pulang aja duluan gak usah nungguin gue," ucap Giselia sebelum pergi menuju tempatnya berlatih.

"Siapa juga yang mau nungguin Lo. Bisa-bisa kering gue terus jadi kerupuk deh," gumam Facylia lirih.

Setelah kepergian Giselia, Facylia melangkahkan kakinya menuju parkiran. Ia sudah lelah dan ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur.

Bruk

Bukan Facylia yang terjatuh, namun kamera yang dipegang pria di depannya.

"Lihat-lihat dong kalo jalan! Punya mata kan? Sekarang Lo tanggung jawab udah-" bibir pria itu terbungkam rapat. Caci maki yang ingin ia lontarkan, kini ia telan kembali.

Wajahnya memerah matanya melotot saat melihat siapa orang yang ia tabrak.

Sosok gadis cantik bak Dewi dengan rambut yang terurai panjang. Dari dekat ia dapat melihat paras menawan dari gadis itu.

"Berapa?" Tanya Facylia dengan nada ketus.

Nasib! Ngapain nabrak orang lagi sih. Pakai disuruh tanggung jawab lagi, sialan emang umpat Facylia dalam hati.

Bukannya menjawab pria itu malah menyodorkan tangannya di depan Facylia. "Gue Aldianolich Ganendra calon suami Lo. Gue ayah dari anak-anak Lo dan juga gue adalah pangeran di hati Lo. Orang bilang jodoh akan datang di waktu yang tepat. Gue yakin Lo adalah jodoh yang dikirim Tuhan untuk gue," ucap pria itu tersenyum lebar hingga memperlihatkan lesung pipi yang begitu manis.

Manis banget cowok ini! Apalagi senyumnya! Gak kuat..

"Facylia," timpal Facylia singkat.

Sok jual mahal dikit gapapa kali ya

"Nama Lo cantik sesuai sama Lo. Lebih indah lagi kalo Lo senyum," goda Aldian mengedipkan sebelah matanya.

Facylia mendengus kesal, setiap orang yang ditemuinya selalu mengucapkan kata itu. Tak ada kata lain apa?

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang