Part 19. Serendipity

2.3K 379 143
                                    


Happy Reading


Facylia memindai sekelilingnya yang terasa asing. Kali ini ia tengah berada di ruang OSIS dengan 2 pria. Aravan dan yang satunya? Facylia tak tahu. Ia juga baru melihat pria itu.

"Aravan kenapa kamu tidak menghukum dia?" Tanya pria itu pada intinya.

Aravan tak menjawab, pria itu malah tengah memandang wajah Facylia dari samping. Fafa cantik banget sih batinnya.

Sedangkan Facylia yang ditatap demikian tak merasa risih. Ia sedari tadi menatap pria itu. Ia penasaran siapakah pria itu? Dan kenapa ia berani menjewer telinga Aravan?

Melihat keterdiaman Aravan, pria itu mengangkat sebelah alisnya. "Jawab Aravan," sambungnya tegas.

"Karena dia cantik, gue gak tega lihat dia dihukum," jawab Aravan tanpa menatap pria itu.

"Hanya itu alasannya?" Tanya Pria itu memastikan.

Aravan hanya berdehem dan mengangguk. Sebetulnya ia agak kesal dengan pria itu. Gara-gara pria itu ia gagal mengantar Facylia ke kelasnya sekaligus berkenalan lebih jauh lagi.

"Kamu tahu apa jabatanmu di sini? Sebagai ketua OSIS kamu harus bersikap adil dan memberlakukan peraturan yang ada tanpa memandang apapun!" Hardik pria itu.

"Seketika saya menyesal menyerahkan jabatan saya padamu," gumam pria itu yang didengar Facylia dan Aravan.

Maksudnya? Menyesal? Dia mantan ketos kali ya? Batin Facylia bertanya-tanya.

"Kelas berapa kamu?" Tanya pria itu menunjuk Facylia.

"11 IPA 2," jawab Facylia.

"Oh murid baru."

Facylia bernapas lega, ia berpikir ia dapat bebas dari hukuman karena ia murid baru.

"Walaupun kamu murid baru, kamu tetap akan dihukum!"

"Tapi kak-" ucapan Aravan disela oleh Pria itu.

"Kalian berdua bersihkan kolam renang sampai benar-benar bersih. Kalau sampai tidak bersih siap-siap akan saya tambah hukumannya," putus Pria itu.

"Gak bisa gitu dong kak, Fafa gak salah di sini. Lagipula dia juga murid baru jadi belum tahu semua peraturan SHS," protes Aravan.

"Keputusan saya sudah bulat."

"Kalo gitu biar gue aja yang bersihin kolam renang. Fafa gak usah dapat hukuman," sahut Aravan.

"Dedek Aravan gue yang salah bukan Lo. Mending gue aja yang bersihin kolam, Lo masuk ke kelas aja," balas Facylia ikut menimpali.

"Jangan Fafa! Gue gak mau tangan Lo kotor. Biar gue aja ya," bujuk Aravan tak mau kalah.

"Gak dedek Aravan, Lo kan ketos. Masa ketos dihukum sih."

"Fafa ini semua salah gue, gue gak becus jadi ketos. Jadi gue harus dapat hukuman."

Pria itu memijat pangkal hidungnya. Ia sekarang tengah pusing mendengar keributan di dekatnya. Apalagi mereka berdebat untuk hal yang tak penting.

Dream Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang