Bab 24 Pemberontakan Ra Semi

38 3 0
                                    

Rumah kediaman Ra Kuti terletak di pinggiran kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah kediaman Ra Kuti terletak di pinggiran kota. Sebagai senapati Wilwatikta, kediamannya cukup mencorong perbedaannya dengan rumah-rumah sekitarnya. Rumah induknya sangat besar dengan beberapa rumah kecil di sekelilingnya. Rumah-rumah kecil itu adalah untuk kediaman para pembantunya. Sebuah pendapa berupa aula besar dibangun di depan rumah induk. Pendapa itu digunakan untuk para dharmaputra berkumpul. Terkadang Ra Kuti memerintahkan para tamtamanya untuk berkumpul di aula apabila ada situasi yang darurat yang butuh arahannya dengan cepat.

Siang itu tumben kediaman sang senapati terlihat ramai. Para prajurit berkumpul di halaman. Para tetamu berdatangan satu persatu. Setiap tamu datang, salah seorang prajurit segera menghampiri untuk mengurus kuda mereka. Setelah menyerahkan kudanya pada prajurit penjaga, para tamu masuk ke pendapa dan berkumpul disana. Para emban sibuk melayani tetamu dengan memberikan cemilan dan minuman.

 Para emban sibuk melayani tetamu dengan memberikan cemilan dan minuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pendopo rumah Joglo

Sebagai pemilik rumah, sejak pagi Ra Kuti telah duduk di pendapa. Ia tampak senang melihat tamu-tamunya telah datang. Disambutnya mereka satu persatu. Mereka berangkulan erat sebagaimana sahabat lama. Sambil menunggu kawan-kawannya tiba, mereka bercakap-cakap akrab.

"Kang, ternyata pasukan yang kau serahkan kepada sinuwun prabu adalah untuk memerangi Mahapatih Nambi." Kata Ra Banyak membuka percakapan. "Apakah kau tahu sebelumnya ?"

"Tidak. Aku tidak tahu. Tapi kalaupun tahu, aku bisa apa ? Sinuwun prabu adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata Wilwatikta. Kalau ia minta mana mungkin aku menolaknya ?" tanya Ra Kuti.

"Iya juga sih.. Tapi aku merasa kita satu demi satu sengaja dikorbankan, kang. Kita dijadikan tumbal.." Kata Ra Banyak.

Semua terdiam..

"Siapa yang akan menggantikan posisi Kakang Nambi, kang ?" Tanya Ra Banyak lagi.

"Ku dengar Prabu Jayanegara akan melantik Halayuda untuk menjadi Mahapatih pengganti kang Nambi." Jawab Ra Kuti.

"Halayuda ? Dia bukan siapa-siapa. Dia tidak ada jasa pada kerajaan ini.." Tukas Ra Semi.

"Aku tahu.. Tapi dia adalah saudara gusti Dara Petak. Kudengar dia keponakannya atau siapa gitu. Masih saudara.. Namanya saja menggunakan gelar kerajaan, Nararyya.." Kata Ra Kuti. Terdengar nada kesal dalam suaranya.

Prahara MajapahitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang