"Ini untukmu dari Seokjin." Ucap Ny. Kim sambil menyerahkan sebuah amplop biru pada Jisoo.
Jisoo pun menerimamya dengan mata yang sembab karena terlalu banyak menangis.
"Ini apa, Eomma? Tanyanya.
"Entahlah. Kau buka saja."
Ny. Kim meninggalkan Jisoo sendirian di dalam kamarnya.
Tak lama kemudian, Jisoo membuka amplop tersebut lalu mulai membacanya.
Untuk Jisoo,
Halo Jisoo..
Jika kau membaca surat ini berarti aku sudah tidak di Korea lagi.
Sangat sedih memang..
Sebenarnya sangat berat untukku menerima beasiswa ini. Tapi ini impianku sejak dulu bisa bersekolah disini. Dan aku memutuskan untuk mengambil beasiswa ini agar impianku bisa terwujud.Aku memang bodoh tidak memberitahumu lebih dulu mengenai hal ini. Karena aku takut kau akan kecewa denganku. Dan benar saja, ketika kau mendengarnya kau marah padaku tidak mau berbicara padaku. Dan aku sangat sedih akan hal itu.
Maafkan aku.....Sebelum aku berangkat, aku selalu memikirkan bagaimana dirimu nanti jika tidak ada aku.
Apakah kau akan merindukanku?
Atau kau akan bisa cepat melupakanku?
Tapi semoga saja setelah kepergianku, kau bisa cepat melupakanku dan bisa kembali ceria seperti biasanya.
Aku yakin, saat membaca ini kau pasti akan menangis.
Tolong jangan menangis lagi. Nanti kau jadi jelek.
Aku janji, jika ada kesempatan aku akan mengunjungimu.
Jadi tolong jangan bersedih lagi. Jalani harimu seperti biasa.
Aku akan sering mengirim pesan dan menelponmu jika aku ada waktu.Jadi adikku, jangan menangis lagi ya..
Aku sangat menyayangimu..Dari,
Jin OppaJisoo menangis dengan kencang setelah membaca surat dari Seokjin.
"Aku juga menyayangimu Jin Oppa." Ucap Jisoo dalam tangisnya. "Maafkan aku tidak sempat memberikan salam perpisahan untukmu. Aku sangat menyesal."
Jisoo masih terisak. "Tapi bagaimana kau bisa menelponku? Sedangkan ponselku hilang."
Ny. Kim yang mengintip dari balik pintu kamar Jisoo juga meneteskan air matanya. Ia tau sedekat apa antara Seokjin dan Jisoo.
Mereka tak terpisahkan sejak kecil. Bahkan Seokjin pernah berkelahi hanya karena orang itu mengejek Jisoo. Seokjin selalu menjadi orang pertama yang membela Jisoo. Begitulah kedekatan antara mereka.
***
Di kediaman Ny. Song Jiah
Seorang wanita berusian 30-an sedang berada di depan rumah yang terbilang mewah. Ia memencet bel pintu rumah itu. Tak lama seorang ahjumma membukakan pintu.
"Anda mencari siapa, nona?" Tanya Ahjumma itu setelah membukakan pintunya
"Apa Ny. Song Jiah ada di rumah?" Tanya wanita itu.
"Apa anda memiliki janji dengannya."
"Aku tidak memiliki janji dengannya. Tapi tolong sampaikan aku ada perlu dengan Ny. Song Jiah."
"Maaf, nama anda siapa?"
"Namaku Lee Ayoung."
"Silakan masuk, Nona. Aku akan memanggil Ny. Song."
Ahjumma itu masuk ke dalam dan menemui Ny. Song yang sedang berada di taman belakang.
"Permisi, Nyonya. Ada tamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS (Complete)
FanfictionKim Jisoo dan Kim Seokjin dibesarkan bersama-sama di sebuah panti asuhan. Saat masih remaja, Seokjin selalu melindungi Jisoo jika ada orang lain yang menggoda atau mengejek Jisoo. Tapi saat dewasa, mereka harus terpisahkan oleh jarak dan waktu. Baga...