31. Good bye (again)

381 40 16
                                    

Seperti apa yang dikatakan Seokjin semalam saat bertemu Yoongi di depan rumah Jisoo. Ia kini berada di ruangan kerja milik Yoongi. Mereka duduk berhadapan di sofa dan sudah tersedia dua cangkir teh yang asapnya masih mengepul.

"Apa yang akan kau bicarakan padaku, hyung. Sampai-sampai harus bertemu langsung?" Tanya Yoongi.

"Sebelumnya aku minta maaf, Yoon.." Seokjin menjeda ucapannya. "Aku tidak pernah membicarakan hal ini sebelumnya padamu."

Yoongi semakin ingin tau apa yang sebenarnya akan dikatakan oleh Kim Seokjin.

"Apa itu, hyung?" Tanya Yoongi penasaran.

"Aku dan temanku mendirikan sebuah perusahaan di Jepang. Kau tau Jung Hoseok? Ya, aku mendirikan perusahaan dengannya di Jepang."

Yoongi cukup terkejut dengan penuturan dari Seokjin. "Kalau boleh tau perusahaan apa, hyung?"

"Perusahaan periklanan, Yoon. Sudah lebih dari dua tahun kami mendirikannya. Dan sekarang klien kami sudah cukup banyak bahkan sampai keluar negeri."

"Wahh.. kau memiliki perusahaan tapi tidak pernah menceritakan apapun padaku." Ucap Yoongi takjub. "Mungkin kita bisa bekerja sama, hyung? Bawalah proposal dari perusahaanmu. Aku ingin mencobanya."

"Nanti aku akan membawakan proposalnya padamu. Aku harus kesana dulu."

"Kenapa harus kesana, hyung? Kau bisa meminta pegawaimu untuk mengirimkan proposalnya via email, kan? Jadi tidak perlu jauh-jauh ke Jepang." Sahut Yoongi.

Seokjin menggeleng. Kemudian ia memberikan sebuah map hitam yang dari tadi ia pegang kepada Yoongi.

"Apa ini, hyung? Kau sudah membawa proposalnya?" Tanya Yoongi sambil menerima map hitam itu dari tangan Seokjin.

Seokjin tak menjawabnya. Ia hanya tersenyum simpul.

Yoongi membuka map hitam itu dan ia terkejut dengan isi dari map itu.

'Surat Pengunduran Diri'

Ya.. Seokjin mengajukan pengunduran diri kepada Yoongi.

"Apa maksudmu, hyung?" Ucap Yoongi yang masih mencoba untuk mencerna situasi.

"Ya.. seperti yang kau lihat disitu. Aku akan mengundurkan diri dari perusahaanmu, Yoon."

"T-tapi kenapa, hyung? Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Hoseok disana cukup kuwalahan dengan pekerjaannya. Dia memintaku untuk membantunya mengurus klien-klien. Jadi aku harus resign dari pekerjaanku sekarang. Agar aku bisa pindah ke Jepang dan membantu mengelola perusahaan."

"Hyung.. sepertinya aku akan kehilangan salah satu direkturku yang hebat." Ucap Yoongi. "Tapi aku tidak bisa menghalangimu. Itu hakmu jika kau ingin bekerja di perusahaanmu sendiri."

"Kau terlalu berlebihan, Yoon. Aku hanya menjalankan tugas sesuai dengan kemampuanku."

"Jadi.. kapan kau akan ke Jepang, hyung?" Tanya Yoongi yang meletakkan surat pengunduran diri dari Seokjin di atas meja.

"Kalau kau ijinkan, aku akan ke Jepang lusa." Jawab Seokjin sambil menyeruput tehnya.

"Apa tidak terlalu cepat? Bahkan aku belum mencari pengganti posisimu."

"Aku sudah menyerahkan semua pekerjaanku pada sekertarisku di Busan. Jadi akan mempermudah pekerjaan direktur baru."

"Apa tidak bisa kau pikirkan lagi, hyung? Bahkan ini terlalu mendadak." Eluh Yoongi.

Seokjin menggeleng. "Aku sudah merencanakan pengunduran diriku sejak sebulan yang lalu."

Tidak ada cara lain bagi Yoongi selain menyetujui pengunduran diri dari Kim Seokjin. Meski dirasa terlalu mendadak, ia ingin sahabatnya ini juga sukses dengan perusahaan miliknya.

ABYSS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang