Weekend, Jisoo dan Lisa menghabiskan waktu mereka pergi seharian untuk melepas penat karena lima hari berkutat dengan pekerjaan.
Kini mereka berada di sebuah pusat perbelanjaan di tengah kota. Mereka baru saja terlihat keluar dari salon. Setelah dari salon, mereka akan shopping membeli beberapa pakaian maupun kebutuhan wanita lainnya.
Jisoo dan Lisa memasuki sebuah outlet dari sebuah brand terkenal. Jisoo berencana ingin membeli pakaian untuk ke kantor. Karena ia pikir stok pakaian di wardrobe nya sebagian besar sudah sering ia kenakan. Jadi ia menginginkan pakaian yang baru lagi agar penampilannya lebih fresh.
"Lisa, bagaimana dengan ini?" Tanya Jisoo sambil menempelkan sebuah blouse berwarna ungu pastel pada tubuhnya.
"Mau mengenakan apapun kau akan terlihat cantik, Eonni." Puji Lisa hingga membuat pipi Jisoo memerah.
"Jangan berlebihan, Lisa."
"Aku berkata jujur."
"Kau sedang tidak merayuku kan? Apa jangan-jangan kau ingin bonus dariku?"
"M-maksudku bukan begitu. Sungguh aku berkata jujur." Ucap Lisa gelagapan.
Jisoo terbahak. "Kau ini lucu sekali Lisa. Aku hanya bercanda. Kau pilih saja baju yang kau suka. Nanti aku yang akan membayarnya."
"Tidak usah, Eonni. Kau sudah terlalu banyak membelikanku baju." Tolak Lisa.
"Ayolah, jangan sungkan. Anggap saja ini sebagai bonus karena kau telah bekerja keras selama ini."
"Bahkan kau baru saja membelikanku cardigan bulan lalu."
"Sudah Lisa, jangan banyak bicara! Cepat pilih saja baju yang kau suka. Aku hanya tidak ingin orang-orang di kantor bilang kalau asistenku itu ketinggalan mode." Cerocos Jisoo. "Dan kalau kau tidak mau menerimanya aku tidak mau berteman lagi denganmu."
"Baiklah, Eonni."
Lisa pun akhirnya menerimanya. Selama Lisa bekerja dengan Jisoo, ia sering sekali mendapat hadiah dari Jisoo. Dari pakaian, tas, sepatu, parfum, hingga kosmetik. Sebenarnya ia tidak enak hati menerima semua hadiah dari Jisoo. Ia ingin menolak namun Jisoo selalu saja mengancam tidak akan mau lagi berteman dengannya jika tidak menerima pemberian dari Jisoo. Jadi mau tidak mau ia menerimanya.
Masuk dari outlet satu ke outlet yang lain tak terasa Jisoo sudah berbelanja banyak. Terlihat beberapa tas belanjaan yang ia bawa di tangannya.
"Aku lapar. Ayo kita cari makan!" Ajak Jisoo. "Kau ada rekomendasi tempat makan yang enak?"
"Eonni mau makan apa?"
"Apa saja. Kau tau kan kalau aku bukan pemilih kalau soal makanan?" Jisoo terkekeh.
"Benar, Eonni. Kau ini makanmu banyak tapi kenapa badanmu tetap kecil begini? Kemana perginya makanan yang kau makan?"
Mereka berdua terbahak bersama dan memasukkan tas belanjaan ke dalam mobil bagian belakang.
"Apa kau sudah pernah ke kedai yang baru di dekat kampusmu?" Tanya Jisoo sambil menjalankan mobilnya. "Disana sedang ramai dibicarakan netizen. Mereka bilang makanannya sangat enak. Bagaimana kalau kita kesana saja?"
"Boleh, Eonni. Tapi kali ini aku yang bayar ya. Tadi kan kau sudah membelikanku pakaian. Jadi sebagai gantinya, aku yang akan mentraktirmu makan malam."
"Kalau begitu ayo kira kesana."
Sesampainya disana mereka berdua mencari tempat duduk yang kosong. Setelahnya datanglah seorang pria yang sepertinya bekerja disini karena memakai celemek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS (Complete)
FanfictionKim Jisoo dan Kim Seokjin dibesarkan bersama-sama di sebuah panti asuhan. Saat masih remaja, Seokjin selalu melindungi Jisoo jika ada orang lain yang menggoda atau mengejek Jisoo. Tapi saat dewasa, mereka harus terpisahkan oleh jarak dan waktu. Baga...