Terhitung sudah hampir tiga minggu Jisoo berada di Busan mengawasi secara langsung jalannya pembuatan sample product nya dan proses produksi untuk produk-produk furniturnya. Sample design yang diminta Jisoo sudah selesai pengerjaannya dan Jisoo sangat puas dengan hasilnya.
Kini pabriknya sudah dalam tahap produksi masal. Tn. Choi masih belum pulih dan sepertinya masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk proses pemulihannya hingga Jisoo memutuskan untuk menggantikan Tn. Choi untuk sementara waktu agar proses produksi di pabriknya berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan proses pemasaran bisa berjalan dengan lancar.
Semenjak menggantikan Tn. Choi, Jisoo bisa dengan mudah beradaptasi dengan keadaan pabrik. Bahkan dalam beberapa hari ia terlihat sudah cukup dekat dengan karyawan yang ada di pabriknya. Selain Jisoo gadis yang ramah, ia juga terkadang mengadakan makan malam tim untuk bisa lebih memahami karyawannya agar mereka bisa bekerja sama dengan baik.
Setelah beberapa lama bersama dengan Jisoo, Park Jimin juga terlihat lebih mudah memahami gambar-gambar desain Jisoo dan bisa dengan baik membuat sample design sesuai dengan keinginan Jisoo.
Untuk hubungan Jisoo dan Yoongi sudah cukup membaik setelah Yoongi datang langsung ke Busan untuk menemui Jisoo dan meminta maaf secara langsung. Namun untuk perasaan, Jisoo masih belum bisa membuka hatinya untuk Yoongi bahkan Jisoo sudah berterus terang pada Yoongi. Dan Yoongi juga sudah berjanji untuk berusaha menunggu hingga Jisoo siap kapan pun itu. Namun untuk urusan hati, tidak ada satupun manusia yang tau bagaimana ke depannya nanti. Apakah Jisoo bisa dengan segera membuka hatinya untuk Yoongi atau bahkan Yoongi sendiri yang akan menyerah untuk menunggu. Semua tidak ada yang tau!
Untuk Seokjin, ia sangat senang karena sejak Jisoo di Busan ia bisa lebih sering bertemu dengan Jisoo bahkan hampir setiap hari mereka berdua bertemu hanya sekedar untuk makan bersama atau mengantar Jisoo pulang ke apartemennya.
Meski dalam hati Seokjin ingin sekali memiliki Jisoo seutuhnya sebagai kekasih, namun Seokjin tidak akan merebut tunangan dari sahabatnya sendiri. Bahkan ia siap untuk mengubur perasaannya jika Yoongi dan Jisoo benar-benar menikah nantinya.
***
Akhir pekan kali ini, Jisoo dan Seokjin sudah berencana untuk berjalan-jalan melepas penat setelah lima hari otak dan tenaga diperas untuk bekerja.
Jisoo baru saja keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan bathrobe. Ia berjalan ke meja riasnya dan mulai mengeringkan rambut basahnya dengan hair dryer. Setelah itu ia mulai memberikan make up tipis pada wajah cantiknya. Setelah dirasa cukup, ia mulai memilih pakaian yang akan ia kenakan nanti. Dan saat ini Jisoo sudah siap dengan pakaian yang cukup nyaman dikenakan saat musim panas. Cukup dengan kaos putih, celana jeans yang sedikit robek di bagian lutut, dan jaket putih melengkapi tampilannya kali ini.
Sesaat kemudian ponselnya bergetar terlihat di layar bahwa Seokjin yang menelponnya.
"Halo, Oppa." Jawabnya.
".........."
"Aku sudah siap. Tunggu aku di bawah."
Setelah menutup panggilannya, Jisoo segera mengambil topi berwarna merah dan tasnya kemudian segera menghampiri Seokjin yang sudah sampai di halaman apartemennya.
Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, Seokjin sudah bisa melihat Jisoo yang berjalan ke arah mobilnya sambil melambaikan tangannya.
"Sangat cantik." Gumam Seokjin.
Jisoo pun membuka pintu mobil dan duduk di samping Seokjin.
"Ayo, Oppa. Kita berangkat." Ajak Jisoo sambil memasang seatbelt.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS (Complete)
FanfictionKim Jisoo dan Kim Seokjin dibesarkan bersama-sama di sebuah panti asuhan. Saat masih remaja, Seokjin selalu melindungi Jisoo jika ada orang lain yang menggoda atau mengejek Jisoo. Tapi saat dewasa, mereka harus terpisahkan oleh jarak dan waktu. Baga...