10. Miss Her so Much

435 49 0
                                    

Happy reading guys..

Setelah Jisoo mengetahui bahwa Seokjin sudah kembali ke Korea, beberapa hari ini ia tidak bisa tidur. Karena setiap malam ia terus saja memikirkannya. Alhasil pekerjaannya di kantor sedikit kacau karena Jisoo tidak bisa fokus.

Saat ini Jisoo dan Lisa sedang makan siang di kantin kantor.

"Beberapa hari ini kau kenapa, Eonni?" Tanya Lisa.

"Aku? Memangnya kenapa? Aku tidak apa-apa."

"Ayolah! Jangan menyembunyikan apapun dariku. Karena aku bisa merasakan kalau sedang terjadi sesuatu padamu. Kau tidak seperti biasanya. Hampir semua pekerjaanmu beberapa hari ini kacau. Kau tau?"

Jisoo hanya menghela nafasnya. "Entahlah. Beberapa hari ini aku tidak bisa tidur."

"Apa yang sedang kau pikirkan? Apa kau memikirkan Seokjin Oppa?" Tanya Lisa tiba-tiba.

"Hah? K-kau bicara apa? A-aku t-tidak memikirkan dia." Jawab Jisoo gelagapan.

"Mengaku saja, Eonni. Kau tidak bisa membohongiku."

"Huhh.. Kau benar, Lisa. Sejak Seonho Oppa bilang kalau Jin Oppa kembali, aku selalu memikirkannya."

"Apa kau benar-benar sangat merindukannya?" Tanya Lisa.

"Rindu itu pasti. Apalagi kau tau kan kalau sejak kecil kami terbiasa bersama. Tapi aku tidak tau apa dia juga merindukanku." Jawab Jisoo dengan wajah sendu.

"Ya sudah, tunggu apalagi? Temui saja dia."

"Memangnya kau tau dimana dia? Kau tau sendiri sejak dia pergi kami tidak pernah berhubungan lagi."

"Ah.. Kau benar. Aku lupa." Ucap Lisa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kalau begitu kita tanya saja pada Hyejin. Dia pasti tau dimana Seokjin Oppa tinggal."

"Sudahlah, aku juga tidak tau apa Jin Oppa masih ingat padaku atau tidak."

"Hey, Eonni! Kalian sangat dekat dulu. Jadi tidak mungkin dia melupakanmu." Sergah Lisa.

Jisoo hanya mengedikkan bahunya kemudian melanjutkan makan siang mereka.

***

Seokjin sedang sibuk menatap layar laptopnya dan sesekali memeriksa berkas yang ada di atas mejanya. Saat ini ia sudah berada di kantor cabang di Busan. Walaupun kantornya belum resmi dibuka, ia sudah mulai bekerja beberapa hari yang lalu.

Beberapa saat kemudian ponselnya berdering dan ia menjawabnya.

"Halo." Ia menjawab telpon dengan mode speaker on.

"Halo, Oppa. Kau sedang apa?"

"Tentu saja sedang bekerja. Ada apa, Rosè?"

"Tidak, hanya ingin menelponmu saja. Apa kau sudah makan?"

"Belum, sebentar lagi. Kalau tidak ada yang ingin kau bicarakan aku akan menutup telponnya. Aku sangat sibuk, Rosè."

"Tapi aku masih ingin mengobrol denganmu."

"Maaf, Rosè. Aku sangat sibuk. Kita bicara lagi nanti."

"Baiklah.. baiklah.. nanti malam aku akan menelponmu lagi."

"Hmm.."

Seokjin memutuskan sambungan telponnya.

Begitulah Rosè, saat Seokjin masih di Amerika dia juga sering menelpon walaupun kurang mendapat respon.

Sebenarnya Seokjin bukan tipe pria yang suka memberi harapan palsu pada wanita. Jika tidak suka pasti dia bilang tidak suka. Namun sepertinya Rosè ini berbeda dari wanita lainnya. Di saat ia selalu mendapat penolakan ia masih saja berharap pada Seokjin dan terus saja menempel padanya.

ABYSS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang