28. Hope World

326 35 4
                                    

Seorang pria berambut pirang sedang duduk di balik meja kerjanya. Ia nampak sibuk dengan kertas-kertas yang menumpuk yang mengantri untuk diperiksa dan harus ditanda tangani.

Tak lama kemudian, suara ketukan pintu terdengar. Pria itupun mempersilakan masuk. Setelah pintu terbuka, terlihat seorang wanita yang merupakan sekertaris dari pria berambut pirang tadi masuk dengan membawa sebuah buku kecil dalam genggamannya.

"Permisi, Tuan Jung. Saya hanya ingin mengingatkan kalau meeting dengan 'Wonder Grup' akan dilakukan sekitar tiga puluh menit lagi di kantor ini." Ucap sekertaris itu.

"Baiklah. Siapkan semua berkasnya. Apa mereka sudah datang?"

"Belum, Tuan. Mungkin sebentar lagi."

"Okay. Siapkan berkasnya."

"Baik, Tuan. Saya permisi."

Sekertaris itu membungkukkan kepalanya kemudian undur diri dari hadapan sang bos dan menghilang di balik pintu.

Pria berambut pirang itu bernama Jung Hoseok yang bekerja sebagai direktur serta second CEO dari perusahaannya 'Hope World'. Perusahaannya ini berada di pusat kota di Tokyo, Jepang. Hoseok asli dari Korea dan menikah dengan seorang wanita berdarah Korea-Jepang. Hingga kini Hoseok dan keluarga kecilnya menetap di Tokyo.

Perusahaannya tergolong baru. Karena ia mendirikannya sekitar dua tahun yang lalu bersama sahabatnya ketika ia menempuh pendidikan di Amerika. Namun sahabatnya lebih memilih untuk pulang ke kampung halamannya di Korea dan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan perusahaan padanya.

Di awal tahun perintisan perusahaannya tidaklah semulus sekarang. Dulu mereka harus bersusah payah datang dari satu perusahaan ke perusahaan lain hanya sekedar untuk mempresentasikan jasa mereka. Dan tak pula sedikit mendapat penolakan. Namun sekarang sudah berbeda, banyak perusahaan kecil hingga perusahaan besar berebut ingin memakai jasa periklanannya. Bahkan jasanya sudah merambah ke pasar luar negeri seperti China, Korea, bahkan Filipina.

Jung Hoseok beranjak dari kursi kebesarannya dan bersiap untuk menemui kliennya. Namun saat akan melangkahkan kakinya, ponselnya berdering dan ia pun menjawabnya.

"Halo."

"........."

"Aku baru akan menghadiri meeting dengan klien kita, hyung. Ada apa?"

"........."

"Tentu sibuk, hyung. Pekerjaanku sangat banyak asal kau tau."

".........."

"Kapan kau akan membantuku mengurus perusahaan? Aku sudah kerepotan sekali."

"..........."

"Jangan berpikir terlalu lama. Cepatlah kemari dan bantu aku."

".........."

"Baiklah. Aku akan menemui klien dulu. Bye, hyung."

Hoseok memutuskan panggilan itu dan menyimpan ponselnya di saku celananya. Kemudian ia bergegas untuk menuju ke ruang meeting untuk menemui kliennya.

***

Setelah hari dimana Seokjin berbohong tentang perasaannya pada Jisoo, ia setiap hari mencoba untuk menemui gadis itu. Namun selalu gagal. Jisoo selalu menolak untuk bertemu Seokjin dengan dalih sibuk. Maksud Seokjin ingin bertemu dengan Jisoo bukanlah untuk memberinya harapan lagi, namun ingin meluruskan apa yang terjadi beberapa hari yang lalu. Seokjin tidak ingin Jisoo membencinya. Hanya itu.

Malam ini, Seokjin memutuskan untuk menunggu kepulangan Jisoo di pabriknya. Ia menunggu di depan gedung pabrik sambil menyenderkan tubuhnya pada kap mobil. Seokjin sudah bertanya pada salah seorang pegawai disana dan mengatakan bahwa Jisoo masih di dalam belum pulang.

ABYSS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang