Mentari pagi sudah mulai menampakkan sinarnya yang dengan lembut. Salju nampak sudah menutupi sebagian besar halaman rumah dan juga jalanan.
Di sebuah kamar di salah satu unit apartemen terlihat seorang pria masih terlelap dengan mimpinya sebelum sebuah alarm jam berbunyi dan membangunkannya.
Jam menunjukkan pukul tujuh. Setelah mematikan bunyi alarm, Seokjin membangunkan dirinya dan mencoba melakukan peregangan tubuh ringan. Kemudian ia beranjak dari ranjangnya dan menuju ke dalam kamar mandi untuk mandi.
Setelah selesai mandi, dengan handuk yang melilit di pinggangnya dan rambutnya yang masih setengah basah ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas di samping tempat tidurnya dan mencari nomor seseorang kemudian menghubunginya.
Tuutt.. tuutt.. tuutt..
"Halo.." Jawab seorang gadis di seberang telepon.
"Sooya.. Apa hari ini kau ada acara?" Tanya Seokjin.
"Emm.. Aku nanti ada jadwal konsultasi dengan Dokter Kim di rumah sakit. Ada apa, Oppa?"
"Bolehkah aku mengantarmu kesana?"
Tak ada jawaban selama beberapa detik di seberang telepon sana.
"Sooya.. apa kau masih disana?" Tanya Seokjin ketika kunjung mendapat jawaban dari Jisoo.
"Ya, Oppa? Apa tidak merepotkanmu jika kau menemaniku ke rumah sakit?"
"Tentu tidak. Aku akan mengantarmu kesana."
"Terima kasih, Oppa."
"Jam berapa nanti jadwal konsultasimu?"
"Jam sepuluh."
"Baiklah. Aku nanti akan menjemputmu jam sembilan. Tunggu aku."
"Baik, Oppa. Aku tutup dulu teleponnya. Sampai jumpa nanti."
Seokjin meletakkan ponselnya kembali di atas nakas dengan senyuman yang merekah dari bibir penuhnya dan kemudian beranjak keluar dari kamar untuk membuat sarapan.
***
Baru pukul 8.30 namun Seokjin sudah tiba di rumah Jisoo. Ia turun dari mobil setelah memakirkannya di halaman depan rumah Jisoo.
Ny. Song membukakan pintu untuk Seokjin dan mempersilakannya masuk.
"Mau bertemu dengan Jisoo?" Tanya Ny. Song setelah mempersilakan Seokjin duduk di tuang tamu.
"Iya, Nyonya. Apa Jisoo sudah siap? Tadi dia bilang ada jadwal konsultasi ke rumah sakit."
"Tunggu sebentar, aku panggilkan Jisoo dulu."
"Terima kasih, Nyonya."
Ny. Song beranjak meninggalkan Seokjin untuk memanggil Jisoo di kamarnya.
Selang lima belas menit kemudian Jisoo muncul dan menghampiri Seokjin yang sudah ditemani Rosè di depan.
"Kau mau ke dokter, Jisoo?" Tanya Rosè.
Jisoo hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau kau sudah siap? Ayo kita pergi sekarang!" Ajak Seokjin yang kemudian ia beranjak dari kursinya dan menghampiri Jisoo.
"Ayo.." Ucap Seokjin sambil menggandeng tangan Jisoo. "Rosè.. Tolong pamitkan pada Nyonya Song kalau kita sudah pergi."
"Baiklah. Aku akan bilang nanti pada Eommanim." Jawab Rosè. "Selamat bersenang-senang, ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS (Complete)
FanfictionKim Jisoo dan Kim Seokjin dibesarkan bersama-sama di sebuah panti asuhan. Saat masih remaja, Seokjin selalu melindungi Jisoo jika ada orang lain yang menggoda atau mengejek Jisoo. Tapi saat dewasa, mereka harus terpisahkan oleh jarak dan waktu. Baga...