Jisoo dan Yoongi sedang berada di sebuah restoran. Mereka sengaja duduk di balkon restoran agar bisa menikmati pemandangan langit yang malam ini nampak begitu indah. Belum ada percakapan di antara mereka. Hanya hening yang menyelimuti keadaan meja mereka.
Yoongi sedang memikirkan bagaimana cara agar ia mengetahui apakah Jisoo sudah menerima perjodohan dengannya atau belum.
Tak lama kemudian datang seorang pelayan membawakan menu yang sudah mereka pesan tadi. Mereka berdua sama-sama memesan Tenderloin dan segelas wine. Setelah pelayan meletakkan pesanan di meja mereka, Yoongi dengan segera memotong steak miliknya dengan potongan sekali suap yang kemudian ia berikan pada Jisoo.
"Kau makan yang ini saja sudah ku potongkan." Ucap Yoongi yang kemudian mengambil steak milik Jisoo yang belum terpotong.
"Terima kasih, Oppa."
Beberapa saat suasana meja makan mereka hening hanya terdengar suara dentingan pisau dan garpu.
"Apa keadaanmu sudah benar-benar pulih?" Tanya Yoongi yang memecah keheningan di antara mereka.
Jisoo mengangguk. "Sudah, Oppa. Bahkan aku sudah mulai ke kantor lagi. Setelah satu minggu penuh istirahat di rumah."
Yoongi menyesap wine nya. "Kau jangan terlalu lelah dan jangan lewatkan jam makanmu. Aku dengar dari Lisa kau juga sering melewatkan makan siangmu."
Setelah menyelesaikan acara makan malam mereka, Yoongi langsung mengantar Jisoo pulang ke rumah mengingat keadaan Jisoo yang baru saja pulih jadi Yoongi tidak ingin terlalu lama mengajaknya keluar rumah.
Tak butuh waktu lama untuk berkendara dari restoran tempat makan malam mereka tadi menuju ke rumah Jisoo. Mobilnya nampak sudah terparkir di halaman rumah Jisoo.
Yoongi mematikan mesin mobilnya dan kemudian melepas seatbeltnya begitupun Jisoo.
"Kau mau masuk dulu, Oppa?"
"Tidak. Ini sudah malam. Sampaikan salamku untuk ibumu dan Namjoon."
Jisoo mengangguk. Dan saat tangannya akan membuka pintu, Yoongi menahannya.
"Tunggu..." ucap Yoongi
"Ada apa, Oppa?" Tanya Jisoo.
Yoongi tidak menjawab. Ia hanya menatap dalam pada Jisoo. Beberapa detik kemudian Yoongi mendekatkan wajahnya ke wajah Jisoo.
Ya.. Yoongi akan mencium bibir milik Jisoo karena selama sudah bertunangan, mereka belum pernah melakukan skin ship sekalipun. Namun saat bibir Yoongi hampir bertemu dengan bibir Jisoo, tangan Jisoo menahan dada Yoongi.
"Kenapa, Jisoo?" Tanya Yoongi setelah menjauhkan wajahnya dari Jisoo.
"Emm.. M-maaf, Oppa. A-aku belum siap untuk ini." Ucap Jisoo terbata-bata dan menundukkan kepalanya.
"Kita sudah lama bertunangan, Jisoo. Kenapa kau belum siap? Apa kau tidak mencintaiku?"
"Bukan begitu, Oppa. Aku hanya belum siap."
"Kau tau? Pasangan lain pasti sudah sering melakukannya. Bahkan mereka pun juga tidur bersama. Sedangkan kita..." Yoongi tidak melanjutkan ucapannya.
"Kita bukan mereka, Oppa!" Ucap Jisoo. "Aku masih berusaha untuk bisa menerima perjodohan ini. Jadi tolong tunggu hingga aku benar-benar bisa menerima perjodohan ini."
"Mau sampai kapan kau memintaku untuk menunggu? Atau mungkin kau memang tidak bisa? Apa kau menyukai pria lain? Sehingga kau belum juga mau menerimaku."
Jisoo terdiam ketika mendengar perkataan Yoongi. Ia merasa masih sulit untuk menerima Yoongi sebagai tunangannya. Namun di sisi lain ia juga tidak ingin menolak perjodohan ini. Ia tidak ingin mengecewakan ayahnya yang sudah tiada.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS (Complete)
FanfictionKim Jisoo dan Kim Seokjin dibesarkan bersama-sama di sebuah panti asuhan. Saat masih remaja, Seokjin selalu melindungi Jisoo jika ada orang lain yang menggoda atau mengejek Jisoo. Tapi saat dewasa, mereka harus terpisahkan oleh jarak dan waktu. Baga...