27. Nothing Happened

398 39 6
                                    

Tidur nyenyak seorang gadis harus terganggu ketika indra penciumannya menangkap aroma masakan dari dapur apartemennya. Dengan rasa kantuk yang masih menyerang, ia mencoba untuk memposisikan tubuhnya duduk di atas ranjang sambil memegang kepalanya yang terasa berat dan pening akibat mabuk semalam.

Beberapa menit gadis itu terdiam mencoba menghilangkan pening di kepalanya hingga pintu kamarnya terbuka dan menampilkan seorang pria dengan membawa nampan. Pria itu menghampiri gadis itu dan meletakkan nampan yang berisi semangkuk sup pereda pengar dan segelas air putih di atas meja nakas yang terletak di samping ranjang.

"Kau sudah bangun, soo?" Ucap Seokjin setelah meletakkan nampannya. "Kau mabuk berat semalam. Ini aku buatkan sup agar mabukmu hilang. Cepatlah makan sebelum supnya dingin."

Tanpa ada jawaban, pria itu menyerahkan semangkuk sup yang ia masak tadi kepada Jisoo. Jisoo pun segera memasukkan sesendok sup ke dalam mulutnya.

"Bagaimana aku pulang semalam, Oppa?" Tanya Jisoo. "Kenapa aku sama sekali tidak mengingatnya?"

"Aku yang mengantarmu pulang."

Jisoo mengernyitkan dahinya bingung. "Semalam aku minum sendiri. Kenapa jadi Oppa yang mengantarku pulang?"

"Ahjumma di kedai yang memberitahuku, soo. Sudah cepat habiskan supmu. Setelah itu segera bersihkan dirimu. Kau bau alkohol!"

Jisoo melirik ke jam weker yang ada di atas nakas. Ternyata sudah jam sembilan. Beruntung hari ini weekend jadi ia tidak terburu-buru untuk mandi.

"Aku mandi nanti saja, Oppa. Kepalaku masih berat." Ucap Jisoo setelah melahap sendok terakhir supnya. "Terima kasih supnya, Oppa. Aku mau tidur lagi."

Lalu ia menyerahkan mangkuk supnya pada Seokjin dan menundukkan kepalanya. Alangkah terkejutnya ketika ia menyadari bahwa pakaian yang ia kenakan saat ini bukanlah pakaian yang ia kenakan semalam.

Matanya membola. "Oppa.. siapa yang menggantikan pakaianku?"

"Aku." Ucap Seokjin dengan santainya.

Kemudian Jisoo menyibakkan selimut yang sedari tadi menutupi tubuhnya dan mulai terisak. "Oppa.. apa terjadi sesuatu semalam?"

"Ya.. kau mabuk dan aku mengantarmu pulang. Lalu..." Seokjin tidak melanjutkan perkataannya.

"Lalu apa, Oppa?" Tanya Jisoo dengan nada sedikit kesal.

Seokjin tidak menjawabnya dan hanya menundukkan kepalanya.

"Jangan bilang kalau semalam kita..."

Jisoo tak sanggup melanjutkan ucapannya.

Memang Jisoo mencintai seorang Kim Seokjin. Tapi bukan berarti mereka berdua bisa dengan bebas melakukan 'hal itu'. Yang Jisoo inginkan mereka melakukan 'hal itu' setelah menikah nanti. Yaa.. kalau saja mereka bisa menikah nantinya. Kalau tidak yaa.. tergantung nanti bagaimana.

Jisoo hanya ingin memberikan 'mahkotanya' pada suaminya kelak dan kalau boleh berharap Jisoo ingin sekali menikah dengan Seokjin meski saat ini ia sudah terikat tali pertunangan dengan seorang Min Yoongi.

Mata Jisoo sudah basah dengan air mata. Ia terisak sambil merutuki dirinya sendiri dalam hati.

"Dasar bodoh!" Batin Jisoo.

Seokjin yang melihat gadis di hadapannya itu menangis langsung memeluk dan mengelus rambut Jisoo lembut.

"Oppa.. apa yang telah kita lakukan semalam?" Ucap Jisoo dalam isakan yang kini terdengar lebih kencang.

"Semalam.. kita.. emmm.." Seokjin nampak berpikir dan berbicara terbata-bata. "Ya.. kita melakukan apa yang dilakukan pria dan wanita dewasa saat tidur bersama."

ABYSS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang