Sejak pagi Jisoo sudah mengadakan dua kali meeting dengan kliennya di luar kantor ditemani Lisa tentunya. Jisoo sudah tidak merasakan pening di kepalanya. Namun perutnya masih terasa agak perih meski masih bisa ia tahan.
Saat makan siang di sebuah kedai, Jisoo terus-terusan memegang perut bagian atasnya dan disadari oleh Lisa.
"Kau baik-baik saja, Eonni?" Tanya Lisa agak khawatir. "Dari pagi wajahmu agak pucat."
"Tidak. Hanya sedikit merasakan perih disini." Jawab Jisoo yang masih memegangi perutnya.
"Kalau kau sakit seharusnya kau istirahat saja, Eonni."
"Aku tidak apa-apa. Setelah minum obat pasti akan hilang."
Makanan yang mereka pesan sudah tersaji dan mereka berdua langsung melahapnya karena memang sekarang sudah lewat makan siang.
Setelah selesai dengan makan siangnya yang telat, Jisoo dan Lisa kembali ke kantor. Jisoo kembali tenggelam dengan kertas-kertas yang tergambar desain-desainnya.
"Mau kubuatkan kopi?" Tawar Lisa sebelum keluar dari ruangan Jisoo.
"Kau memang asisten paling pengertian, Kim Lisa." Ucap Jisoo sambil mengedipkan sebelah matanya.
Tak lama kemudian Lisa muncul kembali dengan membawa secangkir kopi yang masih mengepul asapnya.
"Ini kopi untuk, Tuan putri." Ucap Lisa sambil meletakkan kopi di meja kerja milik Jisoo.
"Ckk.. kenapa kau jadi ikut-ikutan Jin Oppa dan Namjoon Oppa memanggilku seperti itu?"
Lisa menyengir. "Aku rindu Seokjin Oppa. Setelah kau bilang dia kembali ke Korea, aku belum bertemu dengannya."
"Kau bisa bertemu dengannya nanti malam." Jawab Jisoo datar.
Semalam Seokjin menghubungi Jisoo dan memintanya untuk menemani Seokjin berkunjung ke rumah abu milik Ny. Kim Mikyung. Karena ini baru pertama kali bagi Seokjin mengunjungi bibi sekaligus orang yang sudah membesarkannya itu. Dan Jisoo mengiyakan ajakan Seokjin dan memintanya untuk datang ke kantor di sore hari agar mereka bisa berangkat bersama ke rumah abu.
"Nanti malam? Maksudmu Seokjin Oppa akan ke Seoul?" Tanya Lisa dengan semangat.
Jisoo hanya menganggukkan kepalanya.
"Dari mana kau tau dia akan kesini nanti malam? Jangan bilang kalian sering bertukar pesan selama ini."
"Jangan berpikir macam-macam, Lisa!" Aku sudah bertunangan dengan Yoongi Oppa."
"Memangnya apa yang aku pikirkan, Eonni?"
"Sudahlah! Lupakan!" Jisoo masih fokus dengan desainnya. "Apa kau tidak memiliki pekerjaan lain? Kenapa dari tadi kau ada disini?" Jisoo mendongak menatap Lisa.
"Oh.. aku permisi, Eonni.. maksudku Bujangnim."
Lisa segera keluar dari ruangan Jisoo sebelum ia mendapatkan ceramah panjang lebar dari atasannya itu.
Memang mereka berdua bersahabat dan lebih santai jika di kantor. Namun jika Jisoo sedang dalam versi seperti tadi, Lisa tidak akan bersikap santai lagi. Ia akan bersikap dan berbicara secara formal terhadap Jisoo. Dan ini adalah profesionalitas dalam bekerja.
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Jisoo sudah mengatakan pada Lisa bahwa dirinya akan pulang lebih awal hari ini karena akan menemani Seokjin.
"Apa Seokjin Oppa sudah datang?" Tanya Lisa yang membantu Jisoo membereskan kertas-kertas di atas meja Jisoo.
"Mungkin sebentar lagi." Jawab Jisoo yang masih merasakan perih pada perutnya namun ia menyembunyikannya pada Lisa.
Jisoo merasakan perih di perutnya lebih sakit dari tadi yang ia rasakan padahal sudah meminum obatnya. Namun ia tetap menahan rasa perih di perutnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS (Complete)
FanfictionKim Jisoo dan Kim Seokjin dibesarkan bersama-sama di sebuah panti asuhan. Saat masih remaja, Seokjin selalu melindungi Jisoo jika ada orang lain yang menggoda atau mengejek Jisoo. Tapi saat dewasa, mereka harus terpisahkan oleh jarak dan waktu. Baga...