Happy reading 💜💜💜
Bagai tersambar petir di siang bolong
Itu mungkin kiasan yang cocok bagi Seokjin yang kini telah mengetahui bagaimana keadaan Jisoo setahun ke belakang setelah kepergiannya ke Jepang. Ia kira setelah ia pergi, Jisoo akan baik-baik saja dan bisa menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia bersama Min Yoongi pria yang telah dijodohkan dengannya. Namun kenyataan yang terjadi berbalik seratus delapan puluh derajat. Jisoo memutuskan untuk mengakhiri pertunangannya dengan Yoongi. Yang lebih menyakitkan lagi bagi Seokjin, selama hampir sepuluh bulan gadis itu harus menjalani terapi ke psikiater untuk memulihkan keadaan mentalnya yang selalu saja merasakan cemas berlebih akibat trauma yang ia miliki karena ditinggalkan oleh orang yang ia cintai. Dan semua itu akibat Kim Seokjin yang telah tega meninggalkan Jisoo tanpa memikirkan keadaan psikis gadis itu.
"Sungguh bodoh kau, Kim Seokjin!!" Teriak Seokjin di dalam hatinya.
Ia merutuki perbuatannya setahun yang lalu.
Setelah pertemuan tak sengajanya dengan Jisoo kemarin di toserba, Seokjin mendatangi Lisa di apartemen Lisa dan menanyakan tentang kabar Jisoo. Lisa menceritakan semuanya pada Seokjin meski sebelumnya Namjoon sudah mewanti-wanti Lisa untuk tidak memberitahukannya pada Seokjin. Namun Lisa pikir Seokjin harus mengetahuinya. Setidaknya Seokjin harus bertanggung jawab karena keadaan Jisoo saat ini adalah buah dari perbuatan yang dilakukan pria itu setahun yang lalu.
Dan kini Seokjin berdiri di depan pintu di ruang dimana Jisoo dirawat. Ia tak segera masuk. Terlalu malu dan merasa bersalah. Seokjin hanya menatap lewat kaca pintu pada gadis yang kini sedang tertidur di atas brankar.
Sungguh bukan ini yang Seokjin harapkan!
Namun nasi sudah menjadi bubur. Seokjin sudah tak bisa mengulang masa lalu untuk membatalkan kepergiannya ke Jepang meninggalkan Jisoo.
Semuanya sudah terlambat!
Bahkan pertemuannya kemarin membuat gadis itu kembali harus terkapar di ranjang pesakitan.
Tak terasa bulir bening menetes ke pipi Seokjin. Ia segera menghapusnya dan memantapkan diri untuk masuk ke dalam menemui gadis itu dan meminta maaf. Meski permintaan maafnya tidak bisa membuat kondisi Jisoo kembali seperti dulu lagi.
Namun sebelum ia membuka pintu, suara seseorang menghentikannya.
"Mau apa kau kemari, Kim Seokjin?" Tanya Namjoon dengan nada ketus.
"Aku ingin menemui Jisoo." Jawab Seokjin.
"Apa kau tidak puas telah membuat Jisoo menjadi seperti ini?" Nadanya mengintimidasi. "Apa kau ingin membuatnya lebih menderita lagi, hah?!"
Seokjin menggelengkan kepalanya. "Tidak.. Sungguh aku tidak tau jika perbuatanku dulu membuat Jisoo menjadi seperti ini. Aku tidak mengiranya sama sekali."
"Jika kau tau diri, seharusnya kau jangan pernah muncul lagi di hadapannya." Namjoon menjeda ucapannya. "Hanya sebentar bertemu denganmu saja bisa membuat Jisoo terbaring lemah lagi. Bagaimana jika kau terus muncul di hadapannya? Bisa-bisa kau membuatnya menjadi benar-benar gila, Kim Seokjin!!"
"Tolong.. Ijinkan aku menemuinya sekali lagi, Namjoon-ssi. Aku ingin meminta maaf padanya." Pinta Seokjin lirih.
"Tidak! Aku tidak akan mengijinkanmu bertemu dengan adikku lagi. Aku tidak ingin membuatnya semakin sakit jika harus bertemu denganmu lagi. Sebaiknya kau pergi saja dari sini!" Ucap Namjoon dan kemudian melangkahkan kakinya untuk memasuki ruang rawat Jisoo
Tanpa pikir panjang Seokjin menekuk kedua lututnya bersimpuh di lantai. Ia sudah tidak peduli dengan harga dirinya itu. Satu yang ada di pikirannya saat ini adalah ia sangat menyesal dan ingin menemui Jisoo untuk meminta maaf pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS (Complete)
FanfictionKim Jisoo dan Kim Seokjin dibesarkan bersama-sama di sebuah panti asuhan. Saat masih remaja, Seokjin selalu melindungi Jisoo jika ada orang lain yang menggoda atau mengejek Jisoo. Tapi saat dewasa, mereka harus terpisahkan oleh jarak dan waktu. Baga...