23. Dua Mangkok Kongguksu

327 35 2
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang saat Jisoo sudah berada di pabriknya yang ada di Busan. Sesampainya disana, ia segera menemui Park Jimin, asisten Tn. Choi.

"Selamat datang, Kim Bujangnim." Sapa Park Jimin ramah.

"Terima kasih. Apa kalian masih memperbaiki sample designnya?" Tanya Jisoo to the point.

"Iya, Kim Bujangnim. Kami sedang mengerjakannya."

"Tolong antar aku ke tempat pembuatannya. Aku akan mengeceknya langsung agar samplenya tidak salah lagi."

"Baik. Mari ikut saya Kim Bujangnim."

Jimin berjalan mendahului Jisoo memandu ke tempat pembuatan sample.

Sesampainya disana Jisoo langsung memberi arahan kepada pegawai yang bertanggung jawab dalam hal ini. Jisoo nampak serius sekali ketika memberikan petunjuknya. Meski tergolong masih muda, Jisoo nampak berwibawa ketika memberi instruksi pada pegawainya.

Terlalu serius dalam memberikan instruksi tak terasa Jisoo sudah melewatkan jam makan siang. Dan saat ini sudah pukul dua siang. Ternyata cacing-cacng di perutnya sudah berdemo minta makan.

"Tuan Park. Apa anda Mau menemaniku untuk makan siang? Mungkin di sekitar sini ada kedai yang makanannya enak." Tanya Jisoo.

"Ada, Kim Bujangnim. Kedainya tidak jauh dari sini. Saya akan mengantar anda kesana."

Jisoo dan Jimin keluar dari pabrik dan menuju ke kedai yang dimaksud Jimin tadi. Hanya butuh sepuluh menit berkendara untuk sampai.

"Aku tidak tau apa kedai ini sesuai dengan selera anda yang sering makan di restoran berbintang, Kim Bujangnim. Tapi saya jamin makanan disini rasanya sangat lezat." Ucap Jimin dengan sangat antusias.

"Asal kau tau saja, aku lebih suka makan makanan di kedai seperti ini. Lebih cocok di lidahku daripada di restoran mewah." Ucap Jisoo sambil tertawa. "Oh, tolong jika di luar kantor jangan panggil aku Kim Bujangnim. Panggil saja namaku."

"Tidak mungkin saya memanggil atasan saya begitu."

"Ayolah, Jimin. Kita santai saja saat di luar kantor."

Jimin hanya mengangguk. Dan memesan makanan untuk Jisoo dan juga dirinya. Selang beberapa menit kemudian pesanan mereka datang dan dengan segera mereka melahapnya sambil berbincang mengenai pekerjaan mereka.

Di sela-sela acara makan siang mereka, ada seorang pria yang masuk ke dalam kedai itu dan menghampiri mereka.

"Kim Jisoo?" Panggil pria itu.

Jisoo menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. "Jin Oppa..."

"Kau di Busan kenapa tidak mengabariku?" Tanya Seokjin.

"Maaf, Oppa. Aku baru sampai beberapa jam yang lalu belum sempat mengabarimu." Ucap Jisoo sambil meletakkan sumpitnya dan meneguk air. "Oppa, kenalkan ini Park Jimin. Salah satu pegawai di pabrikku. Jimin, ini Kim Seokjin temanku."

Jimin dan Seokjin berjabat tangan sambil berkenalan. Seokjin kemudian juga memesan makanan pada pelayan disana.

"Kau kesini sendiri?" Tanya Seokjin.

"Tadi aku diantar supir dari kantor. Lalu supirnya kembali ke Seoul naik kereta."

"Berapa hari kau disini, Jisoo?" Tanya Seokjin lagi.

"Mungkin beberapa hari. Aku belum tau pasti." Jisoo melirik pada Jimin. "Tergantung seberapa cepat dia bekerja."

Jimin merasa gugup ketika disindir oleh atasannya. "Maafkan aku, Bujangnim. Aku akan segera menyelesaikannya agar kau tidak terlalu lama disini."

ABYSS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang