Namjoon segera masuk ke dalam mobil setelah meletakkan belanjaan yang mereka beli tadi di toserba. Setelah mengencangkan seatbelt, Namjoon segera menghidupkan mesin dan melajukan mobilnya dengam kecepatan sedang.
Sesekali Namjoon melirik pada Jisoo yang duduk di sampingnya. Raut wajahnya masih terlihat pucat seperti biasanya.
Jisoo melihat ke arah luar jendela yang ada di sampingnya. Namun tangan gadis itu tak bisa diam. Jemari tangan Jisoo terlihat saling menaut tanpa henti menandakan bahwa ia sedang cemas. Melihat hal itu, tangan kanan Namjoon segera menggenggam tangan Jisoo agar adiknya bisa lebih tenang. Dan benar saja setelah tangannya digenggam, Jisoo merasa lebih tenang dan wajah cemasnya sedikit berkurang.
"Oppa.. Tolong antarkan aku ke tempat Dokter Kim." Pinta Jisoo.
Namjoon mengernyitkan dahinya. "Bukankah minggu lalu kau sudah kesana? Apa dokter Kim memintamu untuk konsultasi lagi?"
"Ahh.. Tidak, Oppa." Sergah Jisoo. "Aku hanya ingin bertemu dengannya. Ada yang ingin aku bicarakan pada Dokter Kim."
"Baiklah, aku akan mengantarmu kesana."
"Terima kasih, Oppa."
Tak butuh waktu lama bagi Namjoon dan Jisoo untuk sampai di tempat Dokter Kim bekerja di sebuah rumah sakit.
"Apa perlu aku menunggumu?" Tanya Namjoon.
"Tidak perlu, Oppa. Nanti aku akan naik taksi saja saat pulang. Oppa pulang saja. Rosè sudah menunggu di rumah."
"Baiklah. Jika ada apa-apa segera hubungi aku, ya."
Jisoo pun keluar dari mobil dan mobil Namjoon terlihat meninggalkan area rumah sakit meninggalkan Jisoo.
Jisoo masuk ke dalam rumah sakit dan langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan Dokter Kim. Beruntung Dokter Kim sedang berada di ruangannya. Jisoo mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum Dokter Kim memintanya masuk.
Jisoo masuk ke dalam ruangan itu dan mendapati sang dokter yang sibuk dengan berkas yang ada di meja kerja yang di atasnya terdapat sebuah plakat yang bertuliskan 'Dokter Kim Taehyung, SpKJ'.
"Silakan duduk, Nona Kim." Ucap Sang dokter setelah menutup sebuah map yang ada di hadapannya. "Apa hari ini ada jadwal konsultasimu?"
Dokter itu mengarahkan Jisoo untuk duduk di sofa yang ada di dalam ruangan.
Jisoo menggelengkan kepalanya. "Tidak, Dokter. Tapi aku ingin membicarakan sesuatu padamu. Dulu kau pernah bilang aku bisa datang kapan pun aku mau, kan?"
"Ya, tentu. Apa yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Taehyung. "Apa kau minum obatmu secara teratur? Tanyanya setelah memberi sebotol air mineral pada Jisoo. "Ingat, Jisoo! Kau harus tetap meminum obatmu meski kau sudah dinyatakan sembuh. Obat itu membantumu untuk memulihkan daya tahan tubuhmu."
"Aku selalu meminum obat yang kau resepkan untukku. Kau jangan khawatir, dokter."
"Wajahmu terlihat lebih pucat hari ini. Apa terjadi sesuatu?" Tanya Taehyung.
Jisoo menganggukkan kepalanya. "Tadi aku bertemu dengan pria itu, Dokter."
"Sebentar, Jisoo. Duduklah disini." Taehyung mengarahkan Jisoo untuk duduk pada kursi panjang yang memang diperuntukkan untuk pasiennya agar bisa lebih rileks.
Jisoo pun menurut dan duduk di atas kursi itu. Lalu ia mulai menceritakan kejadian tadi saat ia bertemu dengan Kim Seokjin di toserba. Ia bercerita dengan air mata yang juga turun membasahi pipinya.
"Dokter.. Tolong beri aku obat agar aku bisa melupakan Jin Oppa. Tolong, Dokter!" Pinta Jisoo dalam tangisnya.
"Tidak ada obat yang seperti itu, Jisoo." Jawab Taehyung. "Obatnya itu ada di dalam pikiranmu. Kau sendiri yang harus berusaha melupakan pria itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS (Complete)
Fiksi PenggemarKim Jisoo dan Kim Seokjin dibesarkan bersama-sama di sebuah panti asuhan. Saat masih remaja, Seokjin selalu melindungi Jisoo jika ada orang lain yang menggoda atau mengejek Jisoo. Tapi saat dewasa, mereka harus terpisahkan oleh jarak dan waktu. Baga...