30•lagi-lagi dia

79 4 0
                                    

"Mbak"

"Hei..."

"Mbak... hallo?"

Seseorang datang mengarahkan tangannya ke wajah Almeera. Dan hal itu membuat imajinasi aneh yang ada di pikiran Almeera menjadi buyar

Huh. Dia lagi? sedang apa dia di sini

Pria itu tersenyum. Tangannya menarik kursi kosong di sebelahnya, niatnya untuk duduk di sebelah Almeera hilang ketika Almeera menatapnya dengan sinis

"Ketemu lagi kita mbak"- katanya. Ucapan pria itu hanyalah pengalihan semata. Berharap suasana hati Almeera mencair.

Ia berusaha mendekati Almeera, tapi nyatanya sia-sia. Bahkan ketika Adnan yang turun tangan, usahanya selalu gagal.

Padahal baru beberapa hari ini mereka bertemu, itu juga karena Juna yang mempertemukan dia dengan perempuan cantik seperti Almeera

Dan anehnya, tidak tau kenapa, ketika ia pertama kali melihat Almeera. Ia langsung jatuh hati, bodoh, Almeera kan sudah berkali-kali menolaknya, tapi kenapa dia masih tetap mengejar

"Jangan panggil saya, Mbak. Kak, saya masih muda"- katanya. Pria yang ada di depannya mengingatkan Almeera pada saat pertama kali ia bertemu dengan Juna.

Mereka juga sama-sama menyebut Almeera seperti itu ketika pertama kali bertemu. Tapi tidak, pria ini berbeda dengan Juna. Juna terlihat cool, sementara pria ini, ah entah lah

"Lalu saya harus panggil kamu apa, sayang. Begitu?"

Ketika dia baru saja mengucapkan hal itu, rasanya aku ingin sekali menyiram dia dengan red velvet yang belum aku sentuh.

Almeera membalikan badannya, melihat Adnan dan Zatira. Dan dia? Juna? Juna ada di sini? apakah Almeera tidak salah lihat? apakah itu benar-benar Juna?

"Inget. Pulang dari sini gak boleh ada drama nangis-nangis di kamar"- bisik Zatira. Ia bahkan sudah tau kebiasaanku ketika aku baru bertemu dengan Juna. Tapi sepertinya sekarang tidak lagi, semuanya sudah menjadi  bagian dari masalalu

Adnan risih melihat Azrul, ia tidak pernah berhenti berusaha agar bisa dekat dengan Almeera. Buktinya Azrul menggeser kursinya ke arah Almeera

Almeera yang melihat kelakuan Azrul hanya bisa menghela nafasnya dan menggeleng gelengkan kepala.

"Kamu ini maunya apa?"

Azrul menunjukan sederet gigi putihnya "Maunya instagram kamu"- katanya, seraya mengulurkan tangan dan memberi Almeera ponsel miliknya.

Almeera melirikan matanya sekilas ke arah Juna. Dan lagi-lagi karena mata sayu milik Juna, ia menjadi lemah. "Kan saya sudah bilang, kak. Saya gak punya instagram"

"Tidak mungkin kalau perempuan cantik seperti kamu tidak punya instagram"

"Ya. Memang gak ada"

Dari tampang Azrul, sepertinya dia sama seperti laki-laki yang datang dan menggoda banyak perempuan. Lihat saja tampangnya, tidak seperti tentara, melainkan seperti playboy kelas kakap.

Azrul memakai anting hitam di telinga sebelah kanannya, dan Almeera bertanya pada dirinya sendiri, bukankah seorang tentara tidak boleh menindik atau di tindik?

"Kak. Itu telinga kamu, anting asli?"

Azrul memegang antingnya "Ya, asli loh mbak. Memangnya ada anting pura-pura?"

Almeera memutar bola mata malasnya, sementara Adnan dan Zatira menahan tawa. Dan dari sisi Juna, ia hanya memperhatikan mereka dari jauh.

Ingin lihat apakah perjuangan Azrul untuk mendapatkan perempuan yang galak seperti Almeera akan berhasil atau tidak. Bahkan sampai hari ini, Azrul masih belum tau kalau Almeera itu pernah mempunyai hubungan dengan Juna

Rahasia Juna (Antara Aku Dan Negara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang