32•dokter Fahri

72 4 0
                                    

Jam dinding menunjukan pukul empat sore. Almeera sedang bersiap di dalam kamarnya, ia memakai jeans pendek dengan tanktop serta cardigan yang menutupi tubuhnya sampai ke lutut

Ia meraih sling bag yang menggantung dan juga kunci mobil yang berada di atas meja rias. Tak lupa topi berwarna hitam kesukaannya. Topi yang sama dengan Juna.

"Almeera"

Almeera menoleh ketika seseorang baru saja memanggil namanya. Bunda? sudah pulang dari kantor? Almeera menghampiri bunda yang membuat sesuatu di dapur

"Kamu mau kemana?"

"Mau pergi" "nonton konser tulus"- batinnya

"Loh. Kan bunda sudah pesan sama kamu kemarin malam"

Almeera mencerna ucapan bunda, ia mengingat apa yang terjadi kemarin malam. Tapi tidak ada satupun ingatannya yang tertuju pada ucapan bunda barusan

"Apa?"

Bunda mendesah "Ya Allah, nak. Kemarin bunda pesan sama kamu, bunda minta tolong antar ini ke rumah sakit tempat Dhanes tugas. Di sana juga ada Aaliyah, jadi sekalian saja"

Almeera menghela nafasnya, kemudian melirikan matanya ke arloji yang melingkar di tangan sebelah kiri. Sekarang jam setengah lima sore, pasti Zatira sedang menunggu Almeera di rumahnya

Dasar Aaliyah. Kerjanya kalau tidak marah-marah, ya merepotkan adiknya. Sudah tau adiknya ingin datang ke konser yang sudah di tunggu-tunggu sejak awal pandemi

Awas saja kalau Almeera sampai gagal nonton konser tulus. Almeera janji akan mengutuk Aaliyah menjadi batu

"Ya"- kata Almeera, ia mengiyakan ucapan bunda, tapi di dalam hatinya terus saja menggerutu

"Kamu sendirian?"

Almeera mengangguk "Iya, bunda. Mira sendiri, sekarang kan Mira sudah jomblo, jadi kemana-mana harus terbiasa sendiri"

Bunda mengeluarkan sederet gigi putihnya "Ah. Dari dulu juga kamu kalau kemana-mana selalu sendiri"- begitu katanya. Mungkin bunda mengajak Almeera bercanda karena bunda ingin membuat Almeera melupakan Juna

Melupakan Juna tidak secepat itu, bun.

"Kamu jangan sendiri deh, bunda takut kamu kenapa-napa di jalan"

"Loh. Terus sama siapa dong?"

Seseorang dengan tepat waktu membuka pintu rumah Almeera. Pria berbadan tinggi, hidungnya mancung, kulitnya putih, tak lupa dengan jas berwarna putih yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi

"Assalamualaikum"

Bunda tersenyum "Waalaikumsalam. Nah, ini dia"

Almeera menoleh, ia melihat dengan jelas Fahri sedang berjalan ke arah bunda. Tangan Almeera mengepal, untuk apa lagi dia datang ke sini

Pasti ingin menarik perhatian bunda, buktinya saja dia menghampiri bunda lalu mencium punggung tangan bunda

"Kamu sama Fahri, lebih aman"

Almeera menatap Fahri sinis. Fahri juga menyadari tatapan mata Almeera seperti memberi kode agar ia segera pergi meninggalkan tempat ini

"Ah, bunda. Kan bunda juga tau dari dulu Almeera kalau kemana-mana selalu sendiri. Iya kan? gak perlu di antar kok, bun. Apalagi di antarnya sama orang asing"

"Heh. Yang kamu bilang orang asing itu Fahri, Almeera"- celetuk bunda. Ih, kenapa sekarang bunda lebih membela Fahri dari pada anak kandungnya sendiri

"Sudah. Sana, nanti kamu telat, kasihan kan Dhanes sama Aaliyah pasti sudah nunggu kalian di rumah sakit"

Benar kan, lagi-lagi yang bunda perdulikan hanya Aaliyah dan Aaliyah saja. Apa bunda tidak tau kalau anaknya yang paling cantik ini ingin menghadiri konser. Bunda tidak gaul

Rahasia Juna (Antara Aku Dan Negara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang