42•bandara

117 7 10
                                    

Juna duduk di tepi pantai, tepat di sebelah kapalnya bersandar. Puluhan anggota yang akan di tugaskan ke bangka belitung sudah berangkat dari tadi

Lalu Juna? Ntah lah

"Saya menugaskan kamu untuk menjadi ketua dalam misi ini, bukan untuk lalai. Saya meminta kamu untuk menetap di markas, ternyata kamu pergi diam-diam"

Juna menatap komandan yang ada di depannya. Dia berdiri tegak persis di depan Juna, dari raut wajah komandan, sepertinya kali ini komandan kecewa dengan Juna

"Siap. Salah"

"Kamu tau apa akibat dari perbuatan kamu, kan? kamu akan menetap di sini. Tidak menerima gaji selama satu bulan ke depan, tidak boleh keluar dari markas. Atau kalau tidak, akibatnya akan fatal untuk karir kamu"

Juna melirikan matanya ke sana kemari, dan Juna juga tau kalau ini semua perbuatan Esmeralda. Ya, karena kebodohannya malam itu, menceritakan perasaan yang sebenarnya pada Esmeralda

Perasaan Juna pada Almeera yang tak kunjung pudar, dan karena pengaruh minuman keras malam membuat Esmeralda mengadukan Juna pada ayahnya

Sementara seorang perempuan menatap dirinya di pantulan cermin di depannya

Kalau di hitung di kalender, hari ini adalah hari dimana Juna akan di tugaskan di bangka belitung

Dan pertemuan malam itu adalah pertemuan terakhir mereka. Almeera meneteskan air matanya tanpa di sadari

Yang ia dengar dari Adnan, kalau Juna selalu mencari Almeera melalui Adnan. Dan Almeera meminta Adnan untuk tidak menggubris pertanyaan Juna

Tapi, yang Almeera dengar dari Adnan, setiap Juna bertanya pada Adnan dan Adnan tidak menjawabnya. Juna selalu melukai dirinya sendiri

Meneguk minuman keras, dia juga sekarang bergabung di salah satu club geng motor. Ntah apa namanya, aku sudah tidak perduli lagi

Dia sudah pergi, menjalankan tugasnya sebagai aparat negara. Jika saja aku masih bersamanya seperti dulu, mungkin sekarang aku sedang menangis sesegukan

Layaknya seorang anak kecil yang merengek karena minta di belikan mainan. Seperti waktu Juna meninggalkan aku, aku marah karena aku tidak ingin dia pergi

Tapi mau bagaimana lagi, kita harus siap di tinggal kapan saja, karena itu adalah salah satu resiko punya pasangan abdi negara

Juna. Kamu mau tau tidak, dulu aku selalu bilang pada Zatira, kalau aku tidak mau mempunyai pasangan yang pekerjaannya terlalu beresiko seperti kamu

Aku ingat, waktu itu aku berfikir bagaimana jika aku menjadi salah satu bagian dari istri para prajurit. Mungkin saja aku akan merengek setiap hari, duduk di depan pintu berharap agar suami ku segera pulang dari tugas

Tapi Juna. Seorang pria yang aku kira kalau dia akan jadi suamiku, ternyata tuhan berkata lain. Seseorang itu sudah di takdirkan bersanding sengan seorang dokter yang cantik wajahnya

Mau sebenci apapun aku pada Esmeralda, itu tidak akan mengubah keputusanmu untuk meninggalkan dia, lalu berlari pada ku, kan?

Dan kebencian aku pada Esmeralda juga tidak akan mengubah takdir yang sudah di tulis oleh tuhan kalau jalan hidupku memang sendirian

"Mir..."

Seseorang baru saja mengetuk pintu kamar Almeera. Dia bangkit dari kursi di meja rias, berjalan dan membuka pintu itu

"Dokter Fahri"

Almeera mengangguk, ia mengerti dengan kode yang di berikan oleh Aaliyah. Kemudian Aaliyah beranjak pergi dari kamar Almeera

Rahasia Juna (Antara Aku Dan Negara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang