36•orang baru

82 4 0
                                    

"Terus saja memperhatikan perempuan itu"- tegur Esmeralda. Melihat Naufal memperhatikan Almeera dari tadi, bahkan ketika Almeera berada di dalam toilet

Naufal tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan melihat salah satu makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna menurutnya

Perempuan cantik. Rambutnya panjang, dia tinggi, kulitnya putih. Dan tidak bisa di bohongi kalau Naufal suka dengan bentuk tubuh Almeera

Almeera menghubungi Adnan beberapa kali. Adnan menolak telfon dari Almeera, tetapi Almeera menghubungi pria itu sekali lagi, jawaban baik muncul

"Juna"

"..."

"Juna dimana?"

"..."

"Gak perlu tau, lo cukup jawab pertanyaan gue, Juna dimana?"

"..."

"Oke"

Almeera memutuskan sambungan telfon itu sepihak. Ia melihat pantulan dirinya pada cermin yang ada di depannya

Adnan bilang kalau hari ini Juna ada jadwal piket. Pantas saja Almeera tidak melihat Juna ada di salah satu kursi di tempat kopi, bersama dengan teman satu leting Juna

Lalu, pria yang bersama dengan Esmeralda. Siapa dia? kalau memang hubungan mereka hanya sebatas teman, mana mungkin laki-laki itu berani merangkul Esmeralda di tempat umum seperti ini

Almeera membalikan tubuhnya, berjalan melewati dua pasang mata yang dari tadi tertuju padanya. Ia berusaha memperdulikan apapun tentang Juna

Biar saja, mau di selingkuhi atau tidak, memang tidak ada hubungannya dengan Almeera, kan?

"Pak dokter, ayo kita pulang"- ujar Almeera. Ia bahkan belum sempat duduk di kursinya, atau mencicipi makanan yang sudah mereka pesan

"Kamu kenapa? kamu sakit?"

Almeera menggelengkan kepalanya "Nggak. Sudah, ayo kita pulang"

Fahri mengarahkan piring berisi nasi putih dan ayam bakar milik Almeera. "Ini. Kamu makan dulu, setelah itu kita pulang"

"Nggak mau, Almeera gak mau makan. Almeera mau pulang aja"- lirihnya. Fahri tidak menjawab, Almeera mengarahkan tangannya menggerak-gerakan tangan Fahri

Almeera merengek seperti anak kecil yang tidak di belikan mainan. Fahri mengalah, ia menghentikan aktivitasnya walaupun ia belum menyentuh makanannya. Sejujurnya, Fahri tidak tega melihat Almeera memohon seperti ini

Almeera membuang pandangannya ke sembarang arah ketika ia melihat Esmeralda semakin mesra dengan laki-laki itu

Rasanya ingin sekali memberi tau tentang ini pada Juna. Tapi apakah Juna akan percaya dengan Almeera? atau sebaliknya, mungkin saja Juna mengira Almeera datang untuk menghancurkan hubungannya

Fahri menggenggam tangan Almeera. Membawanya pergi dari tempat itu setelah membayar billnya.

"Ndan"- pekik Alnett. Pria itu datang tiba-tiba dan langsung membangunkan lamunan Juna. Juna menoleh ke arah Alnett, tanpa menjawab sapaannya

"Bagaimana persiapanmu tugas di bangka belitung?"

"Semuanya aman, Nett"

"Bagus lah kalau begitu"

Alnett duduk di sebelah Juna. Pria itu menyilangkan kakinya, melihat wajah Juna seperti memendam masalah, membuat Alnett memulai topik pembicaraan

"Hei. Pak, kenapa wajahmu lesu, macam orang belum di kasih jatah makan"

Rahasia Juna (Antara Aku Dan Negara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang