24•siapa yang berusaha?

93 5 0
                                    

"Almeera"

Almeera menoleh ke sumber suara. Fahri menghampiri Almeera ketika ia melihat Almeera membuka pintu masuk.

Ah sial, dia lagi.

Almeera diam di tempat ketika Fahri menghalangi jalannya. Kemudian ia memutar bola mata malasnya, melihat Aaliyah duduk bersama dengan Dhanes di sofa ruang tamu.

Mereka tidak menghentikan langkah Fahri mengganggu Almeera. Apakah Fahri tidak bisa melihat kesedihan di mata Almeera? kenapa dia terus saja mengganggunya

"Kenapa?"

Almeera tidak menjawab. Ia tidak suka orang lain mencampuri urusannya, apalagi kalau orang itu adalah Fahri

"Minggir, jangan menghalangi jalan saya"

"Saya tidak akan minggir, sebelum kamu beri tau saya"

"Kalau saya tidak mau, kamu mau apa?"

Fahri menghela nafas gusarnya. Ia tidak bisa menghadapi Almeera seperti ini. Rasanya sulit sekali untuk meluluhkan hati Almeera.

"Kamu menangis"

Dasar tuli. Bukannya menyingkir, tapi dia terus saja berdiri dan menghalangi jalan ku. Tidak bisa kah dia pendam semua rasa penasarannya?

Almeera menoleh ke arah Fahri. Kedua pasang mata mereka bertemu, tatapan Almeera seakan menjelaskan kalau ia tidak suka dengan kehadiran Fahri di sini.

Mengingat Aaliyah terus membanding bandingkan Fahri dengan Juna. Bagaimana kalau Aaliyah tau ternyata Juna memiliki tunangan, mungkin Aaliyah akan langsung menertawakan Almeera

"Saya tidak menangis, sekarang minggir"

"Almeera..."- lirih Fahri

"Pergi. Cari perempuan lain yang bisa menerima kamu, bukan diam seperti orang tuli. Apa kamu tidak lelah, menghabiskan waktu kamu untuk menunggu perempuan seperti saya?"

"Tidak. Saya akan menunggu kamu"

"Sampai kapan?"

"Sampai kamu cinta sama saya juga"

Almeera tersenyum sinis "Saya tidak akan pernah cinta sama kamu, tidak akan. Bahkan ketika matahari terbit dari barat"

"Ya sudah. Kalau gitu, saya akan tunggu matahari terbit dari barat"

"Ya sudah, kalau gitu, kamu tunggu saja. Sekarang minggir, saya mau tidur"

Fahri mengalah. Dia menepi dari hadapan Almeera. Tapi Almeera terkejut melihatnya, Fahri yang Almeera kenal selalu berusaha. Dan dengan mudahnya dia mengalah

Ah sudahlah, semua akan berubah ketika masanya sudah habis.

Almeera menaiki tangga rumahnya, ketika ia sampai di kamar, ia langsung mengunci pintu kamarnya.

Lalu, apalagi yang harus Almeera lakukan selain menangis di sepanjang malam? tidak tau sampai kapan, tapi sepertinya hal ini akan berlangsung lama

Aku berdiam diri di sepanjang malam. Seperti orang yang kehilangan jiwanya. Menyebalkan, aku menangis ketika mengingat luka yang baru saja kamu ciptakan. Sementara kamu tertawa bahagia karena berhasil menciptakan luka itu.

Aku menghabiskan malam tanpa bintang yang bersinar di langit. Sendirian, memaksakan diri untuk mengingat kalau kamu sudah pergi.

Aku bertengkar dengan diri ku sendiri. Meyakinkan kalau orang yang kemarin aku temui itu bukan Juna, tapi orang lain. Juna tidak akan membuat Almeera-nya menangis

Tapi apa daya, ketika aku sudah mempercayai seseorang, lalu seseorang itu kemudian membuat aku kecewa. Dan ternyata memang benar, aku tidak kecewa dengan seseorang itu, aku hanya kecewa karena dia tidak sama seperti apa yang aku harapkan.

Rahasia Juna (Antara Aku Dan Negara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang