25•alasan

71 4 0
                                    

Hari demi hari sudah ku lewati. Berusaha ikhlas untuk apa yang sudah terjadi kemarin-kemarin. Berusaha menerima takdir dari tuhan bahwa aku memang harus berjalan sendirian

Tidak ada yang harus di tangisi lagi sekarang, melihat Juna bahagia saja rasanya sudah lebih dari cukup, walaupun bahagianya bukan denganku

Pilihannya sekarang hanya dua. Duduk, tersungkur dan terus menangis, atau bangkit dan memperbaiki semua yang sudah rusak

Sekarang saatnya aku kembali melanjutkan hidupku, berkenala dengan diriku yang sebenarnya. Aku tau ini sulit, tetapi akan lebih sulit lagi jika aku terus berada di antara bayang-bayang Juna dan tunangannya.

Aku mencoba berdamai dengan Adnan, dan beberapa hari yang lalu, Adnan mencoba untuk menemui ku.

"Ini semua bukan salah Juna sepenuhnya, Mir. Lo tau kalau cinta itu gak bisa di paksa, waktu kalian bertemu malam itu, beberapa hari kemudian Juna jatuh cinta sama lo, dan lo pun juga begitu"

Almeera mengeluarkan senyum sinisnya "Jatuh cinta dengan perempuan lain, di saat dia tau kalau dia sudah terikat pertunangan. Kayanya gak ada hal yang lebih menjijikan dari itu"

Adnan kemudian menghela nafasnya, harus membutuhkan banyak kesabaran untuk menghadapi Almeera yang keras kepala

"Mir. Juna pernah di selingkuhi, lalu dia bertemu dengan Esmeralda di jakarta, cintanya Juna sudah habis di makan masalalunya, dan mungkin dia mengira kalau Esmeralda adalah orang yang tepat. Ternyata nggak, Mir. Semakin hari sifat asli Esmeralda terlihat. Perempuan manja yang hanya bisa memanfaatkan harta dan jabatan ayahnya, gak ada yang bisa di banggakan dari itu, Mir. Sedangkan Juna, lo tau Juna cuma butuh perempuan yang memahami dia, perduli dengan apa yang ada di dalam dirinya. Bukan hanya sekedar cinta, dan lo tau Mir, Juna menemukan itu semua di lo"

"Kalau dia memang cinta, kenapa dia gak pergi ninggalin perempuan itu, lalu datang ke gue?"

"Ayah Esmeralda punya kekuasaan, Mir. Dia bisa dengan bebas memindah tugaskan Juna, dan mungkin Juna gak bisa berkutik lagi karena Esmeralda selalu mengadu sama ayahnya kalau Juna bertingkah. Mungkin kalo Esmeralda tau tentang Juna dan lo, ayahnya gak akan segan-segan untuk memecat Juna dari pekerjaannya"

Sekarang mana yang harus ia percaya? cinta atau logika? Almeera tidak bisa membenarkan ini semua. Tapi mau bagaimana lagi, cinta memang tidak bisa di paksakan

"Gak ada yang bisa di benarkan dari mencintai tunangan orang lain, kak"

"Tapi kalau Juna maunya lo, gimana Mir?"

Almeera tau kalau jalan yang ia tempuh ini salah, Almeera juga tau kalau tidak ada yang bisa di benarkan dari apa yang sudah terjadi dengannya

Tetapi Almeera juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ia mencintai Juna, Almeera tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau hanya Juna satu-satunya orang yang bisa membuat Almeera melupakan lukanya

Aku menangis. Ucapan Adnan malam itu membuat aku bertengkar dengan diriku sendiri. Perasaan, akal, logika, semuanya campur jadi satu

Kata Adnan, Juna hanya bisa menyampaikan semuanya lewat Adnan. Karena Juna tidak ingin terlihat lemah di depan Almeera, padahal sebenarnya Almeera tau kalau Juna tidak bisa menyembunyikan semua itu dari Almeera

Satu-satunya kalimat dari Adnan yang paling melekat sampai sekarang adalah "Dua bulan lagi, Juna di pindah tugaskan di bangka belitung, Mir. Gak tau sampai kapan, tapi kayanya lama. Mir, lo sama Juna sebenarnya tau kalau kalian saling sayang, cuma kalian memang dua orang yang sama-sama keras kepala. Tidak mau menurunkan ego masing-masing. Gue di sini sebagai penengah, dan berusaha untuk mempertemukan kalian, ya mungkin kalian bisa membicarakan ini semua baik-baik. Karena kalian berdua juga ketemunya kan baik-baik"

Rahasia Juna (Antara Aku Dan Negara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang