29•namanya Esmeralda

82 6 0
                                    

Juna menemui Esmeralda di rumahnya. Mereka duduk di sofa ruang tamu. Esmeralda menahan kesal, karena dari tadi Juna hanya memperhatikan ponselnya tanpa menoleh ke arahnya

Esmeralda merebut ponsel Juna dari genggaman tangannya. Hal itu sudah menjadi kebiasaan Esmeralda ketika mereka bertemu.

Esmeralda memeriksa isi di ponsel Juna. Ia selalu curiga pada dengan itu, takut Juna selingkuh dengan perempuan lain, padahal Juna tidak melakukan hal aneh di belakang Esmeralda

"Kenapa dari tadi hanya fokus pada handpone saja? memangnya kamu tidak lihat kalau di depanmu ada aku?"- katanya. Esmeralda memarahi Juna tanpa melihat situasi.

Juna menghela nafasnya. Tuhan, rasanya aku ingin pergi saja dari nenek sihir ini. Ingin bertemu Almeera, memeluknya, lalu menceritakan keluh kesah ku hari ini.

Sejauh apapun Juna pergi, yang muncul di dalam pikirannya selalu Almeera dan Almeera. Mengingat hanya Almeera yang bisa memahami Juna, ya walaupun kadang Almeera masih sesekali mengutamakan keras kepalanya

"Ini siapa?"- katanya. Esmeralda melihat foto seorang pria di ponsel Juna. Tampan, alisnya tebal, definisi laki-laki sempurna menurutnya

"Adik leting. Dia minta aku kenalkan pada sepupu kamu yang pernah kamu kasih tau waktu itu"

Esmeralda menaikan sebelah alisnya. Kemudian ia seperti mencocokan foto itu dengan Juna. "Ini adik leting kamu? kenapa berbeda dengan kamu? dia tampan, alisnya tebal. Sementara kamu, hitam dan dekil. Ah sudahlah, kalian berbeda"

Juna menghela nafasnya saat Esmeralda lagi-lagi merendahkan harga dirinya. Dan pikiran Juna lagi-lagi tertuju pada Almeera.

Saat itu, ketika Juna lelah karena seharian berada di bawah teriknya panas matahari, dan setelah ia selesai melaksanakan tugasnya, Juna pergi menemui Almeera.

Almeera tau Juna seperti apa orangnya. Juna tidak bisa menyembunyikan rasa lelahnya di depan Almeera.

Almeera meminta Juna bersandar di pangkuannya. Lalu Almeera mengambil kapas dan membersihkan area wajahnya. Tak hanya itu, ketika ia melihat kuku Juna yang sudah mulai panjang dan hitam karena terkena oli pada saat ia memperbaiki mesin kapal. Almeera bahkan tidak merasa jijik sedikitpun

Gadis itu dengan lihai memotong kuku Juna. "Kalau sakit, bilang ya"- kata Almeera kala itu. Juna bahkan masih ingat dengan jelas nada bicara Almeera

Ah. Rasanya lelah sekali hari ini, apalagi di tambah dengan berbaring di atas pangkuan Almeera. Perpaduan yang sangat indah bukan?

Aku memejamkan mataku perlahan. Sementara cinta ku masih fokus memotong kuku jari telunjuk tanganku.

"Sepertinya kamu lelah sekali ya hari ini?"

Aku bergumam "Sangat"

Setelah itu, aku merasa Almeera meletakan tanganku di atas perut. Dan aku bisa merasakan kalau tangan Almeera memainkan pangkal rambutku.

Hal-hal kecil seperti ini yang sangat aku rindukan. Lupakan tentang keras kepalanya, aku mencintai dia karena dia perduli dengan hal-hal kecil yang aku ceritakan tadi.

Almeera tidak memarahi ku, ia bahkan mengelus rambutku perlahan, seperti seorang ibu yang membuat anaknya tertidur lelap. Rasanya aku ingin ada di malam seperti ini saja setiap hari

"Hei. Kamu dengar tidak?"- ucapan Esmeralda barusan berhasil membangunkan Juna dari lamunannya

"Apa?"

Juna melirikan matanya ke sebuah video yang ia tunjukkan. Di dalam video itu ada Juna yang sedang menyanyikan sebuah lagu. Dan Adnan yang mendukung Juna untuk itu

Rahasia Juna (Antara Aku Dan Negara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang