31•bicara berdua

70 3 0
                                    

Juna membalikan badannya, ia melihat Azrul mengarahkan ponsel miliknya ke Almeera. Juna melangkahkan kakinya ke meja mereka

Aku melihat Almeera menatap ke arahku, tapi tangannya mengambil ponsel milik Azrul. Ia seperti mengetik sesuatu di sana

Aku melihat Almeera membuka profil instagram miliknya. Aku tidak percaya kalau Almeera dengan mudah memberikan Azrul peluang untuk mendekatinya.

"Ini"- kata Almeera. Tawa bahagia mulai di rasakan oleh Azrul, akhirnya ia bisa mendapatkan instagram Almeera. Bahkan Almeera sendiri yang memberikannya.

"Terima kasih, mbak. Mungkin setelah ini saya akan mengadakan acara syukuran karena saya bisa mendapatkan nama instagram mbak. Habisnya, saya minta pada Adnan, dia terlalu pelit"

Ketika Azrul mengatakan itu, Adnan mengarahkan kentang goreng dan melemparnya ke arah Azrul. Tepat mengenai sasaran "Jangan asal bicara kau"

"Loh. Memang benar, saya minta whatsaap mbaknya, tapi kau ndak kasih, saya minta instagram mbaknya juga kau ndak kasih. Kau ini tidak mendukung teman kau untuk mendapatkan cinta sejati loh. Sama tuh seperti abang seniorku"

Juna tidak menjawab. Sementara Azrul berusaha membuat Almeera mengobrol dengannya, sepertinya Almeera belum bisa menerima orang asing menjadi temannya

Lihat saja, Azrul berusaha membuat Almeera tertawa, tapi yang Almeera tunjukan pada Azrul hanya wajah datar tanpa senyuman. Kenapa sulit sekali, apakah perempuan jakarta memang seperti ini?

Tapi, sepertinya hanya Almeera saja yang tidak tertarik melihat Azrul. Padahal banyak sekali perempuan yang mengejar Azrul

Salah satunya ketika ia mendatangi tempat kopi di jakarta. Saat itu, segerombolan perempuan menghampiri Azrul, bahkan mereka berani meminta instagram Azrul. Hal itu Azrul terapkan ke Almeera. Tetapi jurus itu tidak berhasil ia terapkan, hingga ia harus berusaha lebih untuk mendapatkan instagram Almeera

Juna melihat senyuman melengkung di bibir Almeera. Senyuman itu, senyuman yang tidak pernah aku lihat lagi, kini ia menunjukannya pada Azrul

Tapi kenapa ada rasa tidak terima di dalam diri ini ketika aku melihat orang yang aku cintai di buat tertawa oleh pria lain. Apalagi pria itu adalah adik letingku sendiri.

Juna menyenggol kaki Adnan, kemudian Adnan menoleh. Juna mendekatkan wajahnya ke telinga Adnan "Saya mau bicara dengan kau"

"Ya. Bicara saja di sini"

"Ndak bisa di sini"

Kemudian Adnan mengangguk, lalu berdiri "Tir. Gue tinggal dulu sebentar, mau ke toilet"- tipu Adnan. Zatira mengangguk, sementara Juna ikut berdiri

Ia tidak menegur Juna. Rasanya ia sudah tidak mau lagi bertegur sapa dengan Juna. Mengingat perlakuan Juna yang semena-mena mempermainkan perasaan sahabatnya

Adnan dan Juna duduk di kursi dekat meja Almeera. Tetapi kursi mereka terhalang oleh dinding besar. Juna bisa melihat wajah Almeera yang berseri karena Azrul dari kursinya. Tapi Almeera tidak bisa melihat ke arahnya karena kaca besar yang memantul itu.

"Ada apa?"

Juna menarik nafasnya perlahan "Begini, Nan. Aku mau minta tolong sama kamu"

"Apa?"

Juna mengarahkan Adnan untuk menatap Almeera "Tuh. Kau lihat itu? baru kali ini saya melihat senyum itu di bibir Almeera, setelah sekian lama, Nan. Dan itu karena Azrul"

"Lalu?"

"Azrul itu pria baik. Ya memang, tampang dia seperti playboy, tapi aku bisa jamin kalau dia gak pernah mempermainkan hati wanita, Nan. Dan kau lihat, dia sangat serasi dengan Almeera"

Rahasia Juna (Antara Aku Dan Negara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang