Topik pembicaraan mereka terhenti ketika Zatira kembali dari toilet. Almeera menutup mulutnya, mencicipi kentang goreng pesanan Adnan walaupun dia tidak menyukai kentang goreng di sini.
Sementara Adnan, tubuhnya keringat dingin. Memikirkan rencana apa yang ada di pikiran Almeera. Ia tidak ingin hubungan Juna dan Almeera renggang hanya karena kesalahpahaman
Ponsel Almeera berdering. Zatira dengan cepat menoleh ke sumber suara. Melihat nama penelfon yang tertera di sana. Fahri.
Almeera mengarahkan benda pipih itu ke telinga sebelah kanan "Halo"
"...."
Ck. Baru juga sampai
"Ya. Sebentar lagi"- kata Almeera. Ia langsung menutup sambungan telfon itu, bahkan ketika orang di sebrang sana belum menjawab ucapan Almeera
"Udah mulai buka hati ceritanya?"- pekik Zatira, ia ingin mencairkan suasana hati Almeera. Walaupun ia sebenarnya tau kalau cintanya Almeera sudah habis di Juna
Almeera memasukan ponsel miliknya ke dalan tas. Kemudian ia bangkit, Almeera mengedipkan sebelah matanya ketika Adnan menoleh ke arahnya
"Lo mau kemana, Mir? kok buru-buru amat"- pekik Zatira
"Mau ada urusan di luar. Ya udah, kalo gitu lo berdua gue tinggal ya. Selamat berduaan"- ujar Almeera sebelum ia pergi meninggalkan tempat itu
Sementara di saat yang sama, seorang pria berdiri di halaman rumah sakit, seperti menunggu seseorang di sana. Pria itu terus memperhatikan arloji yang melingkar di lengan sebelah kiri
Jam menunjukan pukul setengah sembilan malam. Tetapi Almeera belum sampai di rumah sakit untuk menjemputnya
"Ri. Mau pulang bareng kita aja gak?"- kata Aaliyah. Sejujurnya, Aaliyah merasa tidak enak hati dengan Fahri
Almeera selalu membuat ulah. Kali ini dia membawa kabur mobil Fahri begitu saja, tanpa berpamitan dulu pada Aaliyah
Fahri menggelengkan kepalanya "Gak usah, Al. Lo balik duluan aja"
"Ayo lah, Ri. Gue liat dari raut muka lo, kayaknya udah cape banget"- pekik Dhanes. Mengingat pasien di rumah sakit yang terus bertambah setiap hari
"Gak usah, Dhan. Lo balik duluan aja"- jawabnya. Dhanes dan Aaliyah sudah berapa kali mencoba untuk mengajak Fahri pulang bersama mereka
Tetapi ia kekeh untuk menunggu mobilnya yang di bawa oleh Almeera. Padahal Aaliyah kan bisa meminta Fahri untuk menunggu mobilnya di rumah, biar Almeera sendiri yang akan mengantarnya pada Fahri
Aaliyah dan Dhanes pergi meninggalkan halaman rumah sakit. Perasaan takut dan cemas mulai menghantui pikiran Fahri. Ia takut ada sesuatu yang terjadi pada Almeera di perjalanannya menuju ke sini
Ia akan menyalahkan dirinya sendiri karena sudah membiarkan Almeera menyetir sendirian. Apalagi dengan tujuan yang di beri tau Almeera
"Sedang apa dia berdiri di sana"- ujar Almeera. Melihat Fahri kebingungan, wajahnya menoleh ke sana kemari. Tapi tatapannya tertuju padanya ketika mobil yang Almeera kemudikan berhenti tepat di depan Fahri.
Fahri menghela nafasnya lega. Ia kira sesuatu terjadi pada Almeera. Gadis itu membuka kaca mobilnya, keluar dari sana dan berdiri di hadapan Fahri
"Darimana saja?"
"Jalanan macet"- jawab Almeera. Ia mengarahkan kunci mobil itu
"Ini. Terima kasih"
Fahri mengambil kunci mobil dari tangan Almeera, kemudian ia melihat Almeera membalikan badannya dan ingin melangkah pergi dari sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Juna (Antara Aku Dan Negara)
Romance"satu atau dua tahun lagi, pasti kamu akan lupa denganku, Almeera" Almeera si keras kepala ini menjawab "Mas Juna tau dari mana kalau satu atau dua tahun lagi aku akan lupa sama mas?" "Karena nanti akan ada laki laki lain yang datang ke hidup kamu s...