19•bunga mawar

74 5 0
                                    

Juna menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Percakapannya dengan Adnan tadi membuat pikirannya dilema tak karuan.

Benarkan, kalau solusi yang ia dapat dari orang lain akan selalu mengganggu pikirannya. Ia tidak tau apakah solusi dari Adnan bisa membantunya atau tidak.

Atau, bisa jadi setelah ini, Juna akan benci Adnan jika solusi yang Adnan berikan ternyata tidak berhasil untuk meyakinkan hati Almeera.

Pikirannya kacau, bagaimana ia bisa mengumpulkan nyali untuk mengungkap kenyataan sebenarnya pada Almeera, kenyatan kalau Juna sudah bertunangan dengan perempuan lain

Juna tidak bisa membayangkan betapa hancurnya hati Almeera, apalagi sekarang Almeera seperti menaruh harapannya pada Juna

Juna tidak ingin menghancurkan harapan itu dan kepercayaan yang sudah susah payah ia dapatkan.

Mencintai seseorang memang semenyenangkan itu, walaupun aku juga tidak tau akhir dari cerita ini, berakhir pahit atau tidak nantinya, tapi yang jelas Almeera selalu mempunyai kesan dan cerita tersendiri di dalam hatiku.

Tapi aku juga tidak bisa menjadi laki-laki egois, dengan menggenggam dua perempuan sekaligus. Aku tidak bisa meninggalkan Esmeralda, tapi aku juga tidak bisa melepaskan Almeera begitu saja.

Almeera membuka bungkus rokok, kemudian ia menyelipkan satu batang rokok di antara bibirnya. Tangannya mengarahkan pematik ke dekat bibirnya, ia lalu membakar rokok itu.

Almeera menghembuskan asap rokok ke sembarang arah, harapannya masih sama, ia masih berharap kalau hembusan yang ia keluarkan, akan mengeluarkan kekacauan yang ada di kepalanya.

Asal kekacauan itu juga sama. Masih berasal dari Juna. Kalau tidak dari Juna, ya dari Aaliyah. Tapi, sepertinya semesta sedang memihak Almeera hari ini.

Tadi, ketika aku berjalan memasuki rumah, aku melihat Aaliyah sedang membuat sesuatu di dapur. Ia tidak menegurku seperti biasa, atau memarahi ku karena aku pulang larut malam

Ia membiarkan aku berjalan menaiki anak tangga tanpa membuat drama. Atau mungkin ia lupa dengan perjodohan aku dan Fahri.

Huh. Semoga saja, ya

Tapi perasaan ragu muncul, Almeera merasakan hal itu pada saat bertanya soal kapan Juna datang ke rumah dan menemui bunda

Dan raut wajah Juna seakan menunjukan kalau Juna ragu dengan Almeera. Ragu ingin datang ke rumah dan berkenalan dengan keluarga Almeera.

Tidak ada angin, tidak ada hujan. Bayangan hitam itu muncul tiba-tiba, tapi dia hanya berdiri di dekat jendela sana, tidak melakukan hal aneh selain menatap wajah Almeera

"Sekarang apa?"- ketus Almeera. Ia tidak ingin berlama-lama dalam ruangan yang sama dengan bayangan itu

"Jangan terlalu berharap sesuatu pada manusia"

Sial. Bayangan hitam itu bisa membaca isi kepalaku "Memangnya siapa yang berharap pada manusia"

"Kau ini ingin membodohi aku, ya? aku tau kau sedang berharap pada salah satu pria, dan aku datang untuk memberi tau kau sesuatu"

"Kalau begitu katakan"

"Hal yang selalu membuatmu menangis adalah ketika kamu selalu berharap pada manusia. Jadi, sisakan sedikit rasa tidak perduli, agar ketika kamu tau kalau dia tidak mencintaimu juga, maka sakit hatimu tidak terlalu terasa"

Almeera mematikan bara di puntung rokok, dan membuangnya ke tempat sampah. Ia melirikan matanya ke bayangan hitam itu. Mendengar omong kosongnya membuat Almeera mengantuk

Rahasia Juna (Antara Aku Dan Negara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang