Obsessed Friend •21•

8.5K 467 79
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Dari jendela kamar Vila tersebut, Sasha memperhatikan situasi di luar sana yang tidak bisa disebut ramai ataupun sepi. Terlihat jelas dari posisinya sekarang ini jika para bodyguard di bawah sana tengah berjaga dari segala sisi. Tanpa sadar gadis itu menggigit kuku jarinya dengan kesal, kesempatan untuknya kabur dari sini kian hari semakin sulit saja. Tidak ada celah sedikitpun yang bisa di temukan. Ck, tidak bisa dibiarkan. Secepat mungkin dirinya harus cari cara agar bisa kabur dari sini.

Sudah seminggu lamanya gadis itu menjalankan misinya dengan berpura-pura masih lumpuh. Bersikap seperti gadis lemah yang butuh topangan kepada pria yang bernama Farel itu. Beruntungnya, pria itu belum menyadari akan dirinya yang sudah tidak lagi lumpuh selepas beberapa minggu yang lalu.

Tentunya dengan sedikit pengorbanan yang bisa dibilang cukup memuakkan. Harus meminum susu dan juga vitamin yang setelahnya akan terbuang sia-sia karena langsung di ludahi begitu saja ketika presensinya tengah sendirian, membuat Sasha begitu lelah dan ingin segera pergi dari tempat ini.

Teruntuk Nina, sang pembantu kesayangannya Farel. Jujur ingin dikatakan jika Sasha sangat puas akan wanita itu yang mau menuruti setiap perkataannya untuk tidak mengatakan apa-apa kepada Farel. Sepertinya wanita itu lebih takut akan ancamannya dibandingkan dengan amarah Farel jika pria itu tahu kalau Nina telah membohonginya. Sasha terkekeh sejenak, dasar wanita bodoh.

However, itu merupakan hal yang bagus bukan. Dengan begitu, rencananya untuk kabur dari tempat ini akan terlaksana dengan baik.

Sasha kemudian melipat kedua tangannya di depan perut, masih dengan kedua matanya yang memandang suasana halaman Vila. Mobil milik Farel belum terlihat ada di sana, itu menandakan jika pria tersebut belum pulang ke rumah.

"Nona."

Mendengar panggilan tersebut, Sasha memiringkan senyumannya... Lalu kemudian menatap Nina yang baru saja masuk ke dalam kamar dengan membawa sebuah nampan berisi makan malam.

"Ini sudah tiba saatnya untuk nona Sasha makan malam." Seperti tidak ada masalah sebelumnya, Nina meletakkan nampan tersebut ke atas meja. Wanita itu sebenarnya sedikit gugup sekaligus takut, dikarenakan dirinya sadar jika sekarang ini tengah diperhatikan oleh Sasha.

"Saya permisi." Nina membungkukkan tubuhnya sebentar, sebagai bentuk rasa hormat sebelum berlalu dari sana.

"Nina!" Sasha menahan wanita itu yang hendak pergi.

Mendengar namanya dipanggil, wanita tersebut langsung mematung. Bagaikan sebuah batu, tubuhnya yang sedikit gemuk itu tidak bergerak se-inchi pun, bahkan setibanya Sasha di samping tubuhnya.

Sasha meletakkan salah satu tangannya di atas bahu Nina. "Lo udah ngelakuin apa yang gue perintahkan kemarin?"

Dengan gerakan terpatah-patah, Nina mengangguk. Tidak ada keberanian dalam dirinya untuk menatap Sasha.

Obsessed Friend ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang