[ OBSESSION SERIES I ]
"Lo bukan cinta sama gue, tapi terobsesi!"
"You're wrong honey, I love you and i'm obsessed at the same time!!"
- O B S E S S E D F R I E N D -
Start : 12 Januari 2022
Finish : 07 Maret 2023
Highest rank🏆
#1 - Umum [ 30 Mar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
Manik matanya yang berwarna coklat itu akhirnya perlahan terbuka. Gadis yang baru saja membuka matanya setelah menghabiskan waktu beberapa jam dikarenakan pingsan itu mengusap tengkuknya yang masih kerasa sakit. Dia melihat sekitar yang nampak asing di penglihatannya. Dimana ini? Pikirnya dalam hati dengan rasa was-was dan takut.
Yang dirinya ingat terakhir kali adalah masa saat dirinya dikejar oleh Farel dan berakhir dipukul olehnya yang menyebabkan dirinya pingsan. Sasha melebarkan bola matanya ketika mengingat hal itu, dengan segera dia bangkit dari posisi bebaringnya dan kembali memperhatikan sekitar.
"Ja-Jangan bilang Farel yang bawa gue ke sini?" Bisiknya dengan takut. Dia yakin betul jika ini bukanlah rumah Farel, namun nampak seperti di apartemen. Dia mencoba untuk berdiri, namun naas tengkuknya masih terasa sakit hingga menimbulkan sensasi pening dikepalanya.
"G-gue harus kabur dari sini!" Lanjutnya dan kembali bangkit untuk berdiri. Dia menatap jam yang menunjukkan pukul enam pagi. Itu berarti dirinya sudah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk pingsan. Dengan hati-hati dia melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu. Dia tidak ingin ambil resiko jika bertindak gegabah.
Setibanya di depan pintu, dia mencoba untuk membuka pintu tersebut namun sialnya terkunci.
"Bangsat!" Umpatnya kecil. Dia menggigit jarinya dengan risau. Dia menendang pintu itu sekuat tenaganya dikarenakan kesal lalu berbalik. Dan betapa kagetnya dia ketika melihat Farel yang kini menatapnya dengan senyuman seringai.
"Mau mencoba kabur hem?" Tanyanya datar dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Pria itu nyatanya duduk di sebuah sofa yang terletak di pinggir ruangan. Dalam hati Sasha merutuki dirinya yang tidak peka dengan keberadaan pria tersebut.
"G-gue ma-mau pergi ke sekolah rel," Ujar Sasha takut-takut.
Farel bangkit dari posisi duduknya untuk menghampiri gadis tercintanya itu. Dia memegang kedua pundak Sasha. "Mulai sekarang lo nggak boleh sekolah!"
Sasha melebarkan bola matanya. "Nggak bisa gitu dong Farel! Gue masih mau sekolah!"
"Dan ketemuan sama pacar lo itu?!" Tanya Farel. "Nggak akan gue biarin!"
Sasha menjauhkan dirinya hingga menyebabkan tangan Farel terlepas dari pundak gadis itu. "Lo jangan ngelakuin hal kayak gini ke gue Farel! Gue masih punya impian yang harus gue raih! Jangan halangi gue cuma karena rasa cinta lo itu!"
Farel menatap Sasha tajam. "Cuma?" Dia mendekati Sasha dengan perlahan membuat gadis itu memundurkan tubuhnya takut-takut. "Lo bilang cuma Sasha?!"
Sasha menelan salivanya susah payah melihat wajah Farel yang begitu menakutkan. Dia mengumpat dalam hati ketika tubuhnya tertahan oleh dinding. Dia menatap Farel yang semakin dekat ke arahnya dan mengukungnya dengan kedua tangan.
"LO MESTI TAU KALO GUE ITU CINTA DAN SAYANG SAMA LO SASHA!" Teriak Farel di depan wajah Sasha.
"Lo selama ini nggak pernah menghargai perasaan gue ke lo. Namun sekarang di saat gue nyatain perasaan gue lo malah bilang cuma?!"