Obsessed Friend •45•

3.5K 150 45
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

TIAP jam, menit, dan detik terus berlalu tanpa. Membawa setiap perubahan akan setiap masa yang ikut berganti hari. Hari-hari yang dipenuhi dengan kesedihan, penyesalan, dan rasa kecewa terus dilalui. Hingga tak terasa satu bulan lebih Sasha melewati masa kesedihannya karena kondisi Farel.

Kondisi Farel yang masih dalam keadaan kritis sebulanan ini membawa dampak buruk bagi jiwa Sasha yang tertekan karena ketidakhadirannya pria itu di hidupnya.

Sasha merasa sendirian...

Dan dia sangat menginginkan agar Farel membuka matanya dan menemaninya di dunia yang kejam ini.

Serta menepati janji yang sempat terukir meski takdir belum memperkenankan hal itu untuk terjadi.

Sesekali Sasha mengusap pipi Farel yang semakin menirus itu dengan lembut. Dengan kedua mata yang tak luput memperhatikan wajah damai Farel dalam sendu. Sasha sangat merindukan Farel, merindukan segala hal yang kerap kali pria itu lakukan sebelum semua hal ini terjadi.

"Indah banget ya di sana, sampe lo nggak mau buka mata lo buat lihat gue di sini?" Ujarnya mencoba berkomunikasi dengan pria tersebut. Tidak pernah sekalipun Sasha absen untuk menjenguk Farel di rumah sakit sebulanan ini. Meski Faris dan Nina suka memintanya untuk pulang dan tidur di rumah milik Farel dulu, Sasha menolak. Karena dia ingin selalu menemani Farel. Seperti yang pria tampan itu inginkan terhadapnya. Meski kini kedua mata tersebut tak dapat melihatnya di sana.

Tidak ada perkembangan sedikitpun mengenai kondisi Farel. Kesehatan pria itu terus menurun meski telah diberi beberapa penanganan khusus untuk penyakitnya. Dokter yang merawatnya selama ini bahkan sempat memberikan diagnosa jika Farel tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi, dikarenakan sel-sel kanker yang semakin merambat ke hampir bagian tubuhnya yang lain-- meski obat pencegah selalu disalurkan melalui selang infus yang terpasang di urat nadinya.

"Please, rel... Buka mata lo." Sasha menumpukan kepalanya di lengan Farel, menangis di sana. "Gue bener-bener kangen dan pengen ngeliat lo kayak dulu lagi."

Hening...

Tidak ada yang menjawab ucapan Sasha selain keheningan yang menguasai ruangan tersebut. Sasha mencengkram pinggiran brankar, menyalurkan segala sesaknya di sana.

"L-Lo mau denger satu hal rel?" Sasha kembali mendongakkan kepalanya. Menarik napasnya sebentar sebelum berucap...

"Gue sekarang udah mulai cinta sama lo..." Sasha menangis pilu, menatap sendu ke arah Farel yang tak bisa mendengar soal pengakuan yang selama ini pria itu inginkan kepadanya.

Obsessed Friend ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang