[ OBSESSION SERIES I ]
"Lo bukan cinta sama gue, tapi terobsesi!"
"You're wrong honey, I love you and i'm obsessed at the same time!!"
- O B S E S S E D F R I E N D -
Start : 12 Januari 2022
Finish : 07 Maret 2023
Highest rank🏆
#1 - Umum [ 30 Mar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
SETIAP pijakan terus menggema di lorong rumah sakit yang terlihat sepi pada malam hari ini. Matanya yang tajam itu bergerak secara was-was, memperhatikan lingkungan sekitar untuk berjaga-jaga agar tidak ada orang lain mencurigai tindakannya. Orang itu terus melangkah dengan yakin, membawa sebuah ambisi yang tertuju secara penuh untuk sebuah dendam yang harus dia akhiri hari ini juga.
Dengan keseluruhan pakaian yang hampir menutupi tubuh dan juga wajahnya, dia menghentikan langkahnya tepat setelah dirinya sampai di depan sebuah ruangan yang dia duga adalah milik Farel-- orang yang sangat dirinya benci. Secara hati-hati dia melirik ke arah kaca yang memperlihatkan keadaan di dalam ruangan. Sepi. Tidak ada siapapun di dalam ruangan tersebut. Karena hal tersebut pun senyuman miring terukir di kedua belah bibirnya, merasa senang ketika takdir tengah mendukungnya untuk membalaskan dendamnya kepada Farel yang kini masih terbaring lemas di sana.
Setelah memastikan tidak ada tanda-tanda kedatangan seseorang, secara perlahan dia membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam sana dengan perasaan yang teramat membara untuk menghabisinya sekarang juga.
Setibanya di samping ranjang milik Farel, dia memperhatikan wajah pria tersebut yang sangat pucat dalam tidur nyenyaknya. Kedua tangannya pun terkepal ketika kembali mengingat akan segala dendam yang dia punya terhadap Farel. Tangannya pun terangkat, mengangkat kepala Farel secara perlahan-- selepas melepaskan masker oksigen yang menutupi hidungnya, untuk mengambil sebuah bantal yang berada di bawah kepalanya.
Ketika bantal tersebut telah berada dalam genggamannya, dia pun langsung membawa bantal tersebut untuk menutupi keseluruhan wajah milik Farel lalu menekannya secara kuat.
Tubuh ringkih itu bergerak, mencoba melepaskan bantal yang menutupi wajahnya hingga membuatnya kesulitan untuk bernapas. Tapi sang pelaku tidak membiarkan, dan semakin menekan bantal tersebut sembari sesekali menggumamkan kata 'mati' dalam tindakannya.
Farel dalam perlakuan keji yang didapat mulai bergetar hebat, menepuk bantal tersebut dengan rasa keputus-asaan yang amat kentara. Hingga diseperkian detiknya tindakan pemberontakan itu mulai melemah, membuatnya semakin menggila untuk membunuh pria itu sekarang juga.
Dan keinginannya pun tercapai ketika tangan pria itu terjatuh secara kuat dan melemas di sana... Yang di mana langsung dia simpulkan, jika Farel... Telah mati dalam genggamannya.
Dalam keheningan yang menegangkan itu dia tertawa puas, mengangkat bantal tersebut dengan senyuman lebarnya untuk memperhatikan wajah pucat Farel yang kini telah tidak bernyawa. Dia pun membuka maskernya, hingga menampilkan wajah tampannya yang ternyata adalah Yudha.