LIMA BELAS

3K 296 9
                                    

Ketika mata terbuka, ketika itu pula keinginan ku mencintaimu bertambah

Ruang tamu terasa gerah bagi Ashel, bagaimana tidak, sekarang ini mamahnya sedang duduk di hadapan Adel dan Gita, bahkan dirinya duduk di tengah kedua orang yang mencari masalah tadi. Hanya dentuman jarum jam yang mengisi ruang berudara itu. Semua yang berada di dalam ruangan sama sama diam, larut dalam pemikiran masing masing.

"Ada keributan apa tadi?" Mama Anin yang sedari tadi diam, akhirnya bersuara. Menatap secara bergantian orang yang berada di hadapannya.

"Nggak ada apa-apa kok tan. Cuma salah paham aja" tutur Gita sembari memberi senyum

"Serius?" Ketiganya mengangguk

"Aku tiga rius tan, apa lagi buat deketin anak tante" ujar Adel, terkekeh geli.

Ashel membelalakkan matanya, di situasi seperti ini, Adel masih bisa bercanda?. Gita menatap sengit Adel, ia kalah satu langkah dari Adel.

Mama Anin tersenyum kikuk mendengar penuturan Adel.

"Maaf, tan. Saya tadi bawa Ashel jalan-jalan, tadinya mau sekalian pasang cincin. Tapi gajadi karena takutnya terlalu kemaleman pulangnya." tutur Gita, tidak mau kalah.

Mama Anin menghela nafas.

"Dava kemana mah?" Tanya Ashel memecah kegugupannya

"Udah tidur tadi. Yaudah lebih baik sekarang kalian pulang! Udah malam nggak enak di liat tetangga" usir Mama Anin sopan.

"Kalo gitu saya pulang dulu tan" pamit Gita, berdiri dari duduknya. "Maaf udah ganggu waktunya" Gita mencium punggung tangan Mama Anin setelah itu berpamitan pada Ashel dan melirik sekilas ke arah Adel.

Gita menarik tangan Adel agar ikut pulang, ia tidak akan membiarkan Adel berdekatan dengan Ashel. Adel melepas tarikan Gita dengan kasar.

"Apaan sih lo" Adel kembali duduk di samping Ashel

"Lo harus pulang!" Desis Gita

"Gue masih mau disini"

Adel menatap Mama Anin lalu memberi senyum.

"Gapapa kan, tan. Kalo aku di sini dulu! Mau belajar bareng, soalnya besok ada ulangan"

Ashel membulatkan matanya, Adel berdusta. Besok tidak ada ulangan dan Ashel tahu jika Adel tidak suka belajar, bahkan sekolah saja Adel sering bolos.

"Oke! Tapi jangan lama lama. Udah larut malam" peringat Mama Anin.

Adel tersenyum mengejek ke arah gita, lalu gita pergi begitu saja dengan emosi, lagi lagi dia kalah start dari Adel.

"Kalo gitu tante mau nyiapin cemilan dulu buat kalian" ucap Mama Anin lalu beranjak dari duduknya. Adel sudah sering main ke sini, tapi tidak lebih hanya di halaman rumahnya itu juga hanya sekedar mengajak dava bermain, jika di suruh masuk Adel pasti akan menolak, tapi kali ini ia merasakan ada hal aneh dari diri Adel.

Ashel menatap jengah ke arah Adel, sedari tadi perempuan itu hanya memainkan kuku jarinya yang sudah memanjang.

"Lo ngapain masih di sini?" Desis Ashel

"Mau nemenin lo" singkat Adel

"Gue nggak butuh temen kayak lo! Mending lo pulang deh, gue mau mandi" Ashel berdiri dari duduknya

"Tapi gue butuh lo!" Adel menarik tangan Ashel untuk kembali duduk. "Lo mandi aja dulu. Gue tunggu di sini!"

Ashel mengangguk setuju lalu beranjak pergi untuk ke kamarnya.

Pesan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang