EMPAT PULUH SATU

1.9K 192 10
                                    

Mungkin sebenarnya kita tidak pernah kehilangan apa pun dalam hidup ini. Mungkin hanya ditukar dengan sesuatu yang jauh lebih indah

Flasback On

"Eh bentar dulu deh! Gue mau beli eskrim yang di sana" Ujar Ashel, menghentikan langkah mereka bertiga untuk masuk ke dalam mall. Ashel menunjuk ke arah sepeda eskrim yang berada di sebrang mall.

"Entaran aja deh! Lo kayak anak kecil suka begituan" Cibir Kathrin.

"Udah cepet jangan lama lama! Kita nunggu di sini" Pasrah Chika.

"Lo berdua gak mau?"

"Gak! Udah lo aja sana cepet" Ujar Kathrin

Setelah menyebrangi jalanan yang cukup ramai. Akhirnya Ashel sampai di depan eskrim itu. Penjualnya pria tua yang berjanggot.

"Pak eskrim vanilla satu" Ujar Ashel pada lelaki tua itu.

"Siap non! Tunggu sebentar ya" Ucap penjual itu dengan ramah.

Ashel hanya membalasnya dengan senyuman.

"Ini non" Penjual itu memberikan eskrim mangkuk rasa vanilla pada Ashel yang langsung di sambut baik oleh gadis itu.

Ashel memberikan uang pada lelaki tua itu. "Makasih pak"

"Ini kelebihan non" Ucap penjual itu. Harga eskrim yang di beli Ashel hanya sepuluh ribu, sedangkan gadis itu memberinya dua puluh ribu.

"Buat bapak aja"

"Makasih non"

"Sama sama pak" Ashel tersenyum melihat raut kebahagiaan yang terpancar jelas dari wajah sang penjual.

Ashel berbalik badan untuk menyebrang jalanan. Di sebrang sana terlihat Chika dan Kathrin sedang melambaikan tangan padanya. Ashel menengok kanan kiri untuk memastikan bahwa ia aman untuk menyebrang.

Di kira jalanan mulai sepi. Ashel mulai melangkah kan kakinya untuk menyebrang. Ashel menyebrang sambil memakan eskrim kesukaannya.

Ashel tak sadar jika ada sebuah truk besar yang akan melintas di jalanan itu. Ashel baru sadar ketika suara klakson terdengar memekikkan telinga. Suara teriakan orang orang sekitar juga memenuhi indra pendengarannya.

Ashel memejamkan matanya ketika melihat sebuah truk sedang mengarah padanya. Seperkian detik kemudian, Ashel merasa tubuhnya di hantam kencang oleh sesuatu yang keras.

Flasback Off

.
.
.

Adel berjalan tergesa gesa mencari ruangan yang sudah Ara sebutkan padanya. Ruangan dimana Ashel di rawat di sana. Matanya menangkap segerombolan orang tengah berdiam diri di depan IGD dengan wajah yang begitu khawatir.

"Raa kenapa Ashel raa?" Taya Adel pada Ara. "NIEL ASHEL MANA?" Teriak Adel bertanya pada Oniel. Namun kedua teman Adel masih terdiam sembari menggigit kukunya.

"Ashel di IGD lagi di tanganin dokter" Akhirnya Kathrin menjawab Adel.

"Kenapa? Kenapa Ashel bisa kayak gini?" Adel mengacak ngacak rambutnya frustasi.

"KENAPA?"

Ara menenangkan Adel, ia membawa cewek itu untuk duduk. "Tenangin diri lo! Ini rumah sakit, jangan buat keributan"

Oniel menepuk bahu Adel berusaha menenangkan. "Lo yang kuat"

Adel mengusap wajahnya gusar. Kenapa di saat saat seperti ini ia tidak ada di samping gadis itu? Mungkin jika Adel bersamanya tadi, kejadian ini tidak akan mungkin terjadi. Kenapa tidak ia saja yang kecelakaan!

Pesan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang