TUJUH BELAS

2.8K 305 4
                                    

Wanita tak bersayap itu memang benar adanya. Ia adalah ibuku

Adel berjalan santai di koridor yang sudah lumayan ramai karena banyak anak yang mulai berdatangan. Bibirnya bersiul dengan langkah penuh percaya diri.

Langkah Adel berhenti tepat di lorong kelasnya. Ada seseorang yang berdiri di depannya dan menghalagi jalannya.

"Gue mau ngomong sama lo, boleh?"

Adel menggumam sebagai jawabannya.

Marsha berjalan duluan menuju lorong sepi dekat toilet. Dia tidak nyaman jika harus berbicara di depan kelas Adel karena banyak orang yang akan mencuri dengar pembicaraan mereka dan membuat gosip gosip aneh tentang mereka.

"Karena lo udah ngajak gue ke dufan. Gimana kalo gantinya, gue ngajak lo nonton" tutur Marsha, sedikit berhati hati. Ia takut jika ajakannya di tolak, apalagi mereka belum terlalu akrab.

Adel nampak berpikir, sebenarnya ia tidak tega untuk menolak. Apalagi wanita itu pernah mengisi hatinya sebelum dirinya kembali jatuh cinta.

Adel mengangguk. "Kapan?"

"Besok aja gimana? Kan besok hari minggu" ucapnya dengan sumringah

"Oke!" Setuju Adel

"Janji?" Marsha menyodorkan jari kelingkingnya dan di sambut baik dengan Adel.

"Janji"

Ashel yang baru saja keluar dari toilet setelah merapihkan rambutnya pun melihat pemandangan itu. Pemandangan yang menyesakkan hatinya.

Dalam hati, ia mengumpati kelakuan Adel. Baru saja kemarin malam ia di buat terbang dengan pengakuan cinta Adel, tapi hari ini ia harus kembali jatuh. Benar kata teman temannya, jika Adel itu banyak cewenya.

Dengan tatapan tajam menatap lurus pada target, tangan Ashel meraih kaleng minuman yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Dia dulu pernah mengikuti pertandingan sepak bola perempuan saat masih SD dan sekarang dia akan menguji kemampuannya kembali.

Kaleng minuman itu di letakkan di hadapannya. Ashel mengambil ancang ancang agar tendangannya tepat mengenai sasaran. Setelah di rasa sudah pas, ashel menendang kaleng minuman itu sampai melambung tinggi dan tepat mengenai target.

"Aws!" Ringis Adel sembari memegangi pelipisnya. Kepalanya celingukan mencari sang pelaku.

Ashel bersorak senang karena tendangannya mengenai sasaran. Dia menggoyang goyang kan badannya sebagai tanda keberhasilannya.

Kelakuannya itu berhasil tertangkap mata Adel. Dilihat dari bagaimana senangnya Ashel, Adel tahu kalau apa yang baru saja menimpanya adalah ulah wanita itu.

Adel geleng geleng kepala. Dia berjalan meninggalkan Marsha begitu saja dan menghampiri wanita yang masih bergoyang goyang di depan toilet.

Adel merangkul bahu Ashel membuat tubuh yang sedari tadi bergoyang goyang itu langsung terdiam. Tubuh Ashel menegang.

"Seneng banget lo. Kenapa? Habis menang lotre?" Ucap Adel dengan tatapan menggoda

Ashel menelan air liurnya susah payah. Tamat sudah riwayatnya.

"Ceritain sama gue dong!"

"Gak ada apa apa" Ashel melepas rangkulan Adel

"Lo kan yang nendang kaleng sampe kena kepala gue?"

"Ngaco! Kaleng apa? Kok gue gak tahu" Ashel memasang muka polosnya seolah bukan dia pelakunya.

Adel langsung menarik tangan Ashel. Mereka melewati Marsha yang masih terdiam kaku di tempatnya.

Pesan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang